TEMPO.CO, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) berhasil mendapatkan pinjaman baru hingga US$ 200 juta tahun ini. "Kami gunakan untuk ekspansi dan akuisisi beberapa perusahaan," ujar Direktur Utama Indika Energy M. Arsjad Rasjid di Jakarta, Kamis, 14 Juni 2012.
Ia menyatakan, sejak Mei lalu, perseroan berhasil memperoleh fasilitas pinjaman kredit baru hingga US$ 200 juta. Perinciannya, dari Citibank N.A. sebesar US$ 50 juta, UBS AG sebesar US$ 75 juta, dan Standard Chartered Bank sebesar US$ 75 juta. "Kami akan gunakan sebagai modal kerja dan investasi perseroan," katanya.
Ia mengakui, sepanjang tahun ini, perseroan mencatat beberapa aksi korporasi. Yakni pelunasan pinjaman serta akuisisi sejumlah perusahaan, termasuk mendapatkan fasilitas pinjaman baru perbankan.
Beberapa akuisisi yang dilangsungkan perseroan tahun ini, yakni PT Mitra Bahtera Agung senilai US$ 75,2 juta dengan belanja modal (capital expenditure/capex) US$ 130 juta selama lima tahun. Kemudian PT Multi Tambang Jaya Utama di wilayah eksplorasi Kalimantan Tengah senilai US$ 244 juta dengan belanja modal US$ 55,8 juta selama dua tahun. Untuk akuisisi perusahaan yang kedua, perseroan menganggarkan dana akuisisi dari pinjaman US$ 200 juta, sedangkan sisanya dari internal cash.
Hingga menjelang semester pertama berakhir, perseroan berhasil melunasi sejumlah pembayaran utang. Perinciannya, April melakukan pembayaran seluruh pinjaman kepada UBS AG, Citibank N.A., dan Standard Chartered Bank sebesar US$ 180 juta. Serta pada Juni, pembayaran senior notes yang jatuh tempo sebesar US$ 65 juta.
Tahun ini, perseroan menargetkan produksi batu bara hingga 36,6 juta ton. Angka ini naik tipis sekitar 3 persen dari target tahun lalu di angka 33 juta ton. Sedangkan total belanja modal yang dianggarkan mencapai US$ 256,2 juta.
JAYADI SUPRIADIN