TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Victoria International Tbk menawarkan surat utang (obligasi) sebesar Rp 500 miliar kepada publik. Obligasi dikeluarkan dalam dua bentuk, Obligasi Bank Victoria III 2012 sebanyak Rp 200 miliar dan Obligasi Subordinasi Bank Victoria II 2012 sebesar Rp 300 miliar. "Penawaran obligasi ini menjadi satu dari diversifikasi sumber pendanaan kami," ujar Pejabat Sementara Direktur Utama Bank Victoria, Andrew Haswin, dalam rilisnya, Rabu, 30 Mei 2012.
Dana hasil obligasi, kata Andrew, bakal digunakan untuk ekspansi usaha melalui penyaluran kredit tahun ini. Target perusahaan menumbuhkan kredit hingga 30 persen. Adapun kredit yang difokuskan yaitu memiliki tenor lebih panjang pada industri pilihan. "Karena itu, kami yakin penerbitan dilakukan pada waktu yang tepat," ujarnya.
Selain untuk ekspansi kredit, penerbitan obligasi akan memperkuat permodalan Bank Victoria. Dengan tambahan obligasi subordinasi sebanyak Rp 300 miliar, rasio kecukupan modal (CAR) bakal naik menjadi 18,64 persen.
Dengan modal yang kuat, manajemen pun dapat menjalankan rencana bisnis, terutama penyaluran kredit akan semakin meningkat. Pada tahun lalu, kredit yang disalurkan Bank Victoria sebanyak Rp 5,8 triliun atau naik 64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, perusahaan menargetkan kredit mencapai Rp 7,3 triliun.
Kedua obligasi perusahaan telah mendapatkan peringkat dari PT Peringkat Efek Indonesia. Untuk Obligasi III 2012, peringkat yang didapatkan adalah BBB+ Stable Outlook. Sedangkan Obligasi Subordinasi II mendapatkan peringkat BBB Stable Outlook. Periode bookbuilding akan dilakukan mulai 29 Mei hingga 6 Juni mendatang. Perusahaan mengharapkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK dapat diberikan pada 15 Juni 2012.
Sementara itu, penawaran akan dilakukan pada 19-21 Juni dan distribusi obligasi secara elektronik di KSEI pada 26 Juni 2012. Obligasi ditargetkan dapat dicatat di Bursa Efek Indonesia pada 27 Juni 2012.
SUTJI DECILYA