TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya euro menjelang pertemuan tingkat tinggi para memimpin Uni Eropa Rabu, 23 Mei 2012, membuat dolar Amerika Serikat AS kembali digdaya terhadap mata uang utama dunia. Imbasnya, rupiah dan mata uang Asia lain melemah terhadap dolar AS.
Di pasar uang nilai tukar rupiah ditutup melemah cukup dalam, 98 poin (1,06 persen persen) ke level 9.358 per dolar AS. Ini merupakan level terlemah rupiah sejak 26 Mei 2010. Kuatnya tekanan rupiah dari faktor global membuat rupiah kembali berada di level 9.300 per dolar AS.
Pernyataan dari para pemimpin negara kelompok G8 yang menginginkan Yunani tetap berada dalam Uni Eropa belum mampu meredakan kekhawatiran terhadap masa depan Yunani. Gejolak politik Yunani menjelang pemilihan umum bulan depan serta diturunkannya peringkat perbankan Spanyol makin memperburuk kondisi Eropa.
Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, mengatakan antisipasi terburuk dari para pelaku pasar bahwa Yunani akan keluar dari Uni Eropa membuat bursa dan mata uang kembali melemah. Diturunkannya peringkat utang Jepang menjadi A+ dari posisi sebelumnya serta tidak adanya aksi stimulus lagi dari bank sentral Jepang (BoJ) menambah kecemasan di pasar finansial.
Sebenarnya permasalahan utama bukan dari Yunani akan keluar dari Uni Eropa atau tidak, tapi siapa korban berikutnya. Ini ditakutkan oleh para investor. “Jika Negeri Para Dewa akhirnya harus keluar dari zona Eropa, akan berdampak sistemik serta menimbulkan pertanyaan tentang integritas Uni Eropa,” tuturnya.
Masih tingginya tekanan rupiah di pasar non deliverable forward (NDF) pasar Singapura membuat mata uang lokal kembali melemah di atas 9.300 per dolar AS. Di pasar NDF hari ini rupiah sempat terpuruk hingga ke level 9.392 per dolar AS.
Euro melemah 0,39 persen menjadi US$ 1,2634, dan pound sterling turun 0,48 persen ke US$ 1,5684. Sedangkan yen menguat 0,69 persen menjadi 79,41 per dolar AS. Dengan begitu indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya sore ini kembali menguat 0,317 poin (0,39 persen) ke level 81,81.
Dolar Singapura melemah 0,45 persen, won Korea Selatan terdepresiasi 0,9 persen, peso Filipina turun 0,79 persen, ringgit Malaysia turun 0,38 persen, baht Thailand juga merosot 0,48 persen terhadap dolar AS.
VIVA B. KUSNANDAR