TEMPO.CO, Surakarta - Direktur Pengembangan Produk Ekspor dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perdagangan, Dody Edward, menyatakan pelaku industri kreatif di Indonesia masih belum mampu memanfaatkan peluang. Ia mencontohkan saat Indonesia menjadi Ketua ASEAN 2011, belum banyak produk ekonomi kreatif bertema Indonesia Ketua ASEAN. “Memang sudah ada, tapi belum maksimal,” ucapnya, Selasa, 22 Mei 2012.
Ia juga menyebutkan masalah merek dan kurangnya promosi membuat produk kreatif Indonesia masih harus berjuang keras menembus pasaran global, meski sudah mulai diminati. Karena itu, Dody meminta pelaku industri kreatif untuk serius menampilkan merek yang mudah diingat dan rajin berpromosi menggunakan berbagai media yang ada, misalnya lewat Internet.
“Pemerintah berupaya memfasilitasi dengan membuat pekan produk kreatif pada Oktober mendatang,” katanya.
Padahal, menurut dia, produk ekonomi kreatif Indonesia bisa bersaing di pasaran global. Terutama produk yang berbasis pada kearifan lokal.
Salah satu kekuatan Indonesia adalah produk yang mengangkat budaya lokal. “Misalnya seni ukir, kerajinan kayu, seni pahat, dan seni lukis,” ujarnya.
Menurut Dody, produk-produk ekonomi kreatif tersebut cukup dikenal di pasar internasional. Dia meyakini jika kreativitas tersebut bisa terus digali, maka akan terus lahir karya-karya produk ekonomi kreatif yang bisa mendunia.
“Produk ekonomi kreatif tergantung pada kreativitas dan talenta. Ini harus terus digali untuk menciptakan inovasi baru,” katanya.
UKKY PRIMARTANTYO