TEMPO.CO, Bandung - Honda berencana meluncurkan produk mobil hybrid (campuran antara mesin bensin dan baterai) secara resmi di Indonesia. Hal ini dilakukan menanggapi kebijakan pemerintah untuk memberi insentif atas pajak kendaraan hybrid.
"Mobil hybrid tentunya sangat mengurangi konsumsi BBM. Ini akan sangat potensial," ujar Marketing and After Sales Service Director PT Honda Prospect Motor, Jonfis Fandy, Selasa, 15 Mei 2012.
Dengan kebijakan insentif pajak, ia yakin mobil hybrid akan laris dalam beberapa tahun ke depan. Meskipun, diakui saat ini merakit mobil hybrid masih sulit. "Tak seperti membalikan telapak tangan, tak mudah seperti merakit mobil konvensional," ujarnya.
Meski belum resmi meluncurkan produk ramah lingkungan, untuk kelas hybrid Honda telah memiliki seri Civic dan CR-V. Bahkan pada 2006 Civic hybrid disumbangkan kepada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai instrumen riset pengembangan teknologi hybrid di Indonesia.
Inilah yang membuat Jonfis menyanggah tudingan bahwa Honda telat melangkah di pasar hybrid Nusantara. "Setiap perusahaan ada rencana masing-masing," katanya. Ia menjelaskan masing-masing perusahaan otomotif memiliki rencana dan prioritas berbeda.
Sebelumnya, dua model mobil hybrid produksi Toyota, yaitu Camry dan Prius, sempat parkir di Istana. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi positif hadirnya kendaraan yang diklaim hemat bahan bakar tersebut.
Atas respond positif Presiden, pemerintah melalui Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan akan memberi keringanan pajak bagi kendaraan tersebut. "Kami akan beri insentif tax duty ataupun luxury tax," ujarnya.
Kebijakan ini sejalan dengan upaya pemerintah menghemat bahan bakar minyak dan beralih ke sumber energi lain. Hatta menjanjikan kebijakan ini akan berlaku segera. Ini akan membuka jalan untuk mendorong tumbuhnya industri otomotif hybrid.
M. ANDI PERDANA