TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia yang cenderung datar membuat mata uang regional, termasuk rupiah juga tidak banyak bergerak.
Walhasil, ditransaksi pasar uang hari ini nilai tukar rupiah menguat tipis 1 Poin (0,01persen) ke level 9.178 per dolar AS.
Pengamat pasar uang dari PT Harvest International Futures, Tonny Mariano menjelaskan, tidak adanya insentif bagi para pelaku pasar untuk pasang posisi long maupun sort membuat dolar ditransaksikan dalam kisaran sempit terhadap mata uang rival utamanya. Sehingga pergerakan dolar AS terhadap rupiah dan mata uang Asia lainnya juga dalam kisaran tipis.
“Masih adanya kekhawatiran utang di kawasan Eropa dan beragamnya data ekonomi AS membuat para investor cenderung menahan diri untuk mengambil posisi,” tuturnya.
Internationag Monetary Fund (IMF) yang merevisi pertumbuhan global menjadi 3,5 persen dari sebelumnya 3,3 persen tidak banyak membantu meredakan pasar finansial. Meskipun IMF mengatakan bahwa krisis Eropa telah mereda, namun krisis itu masih ada. “Hal ini mengindikasikan bahwa IMF sendiri belum yakin terhadap prospek Eropa,” ucapnya.
Menjelang pertemuan dua hari anggota G20 yang dimulai hari ini serta pertemuan satu hari IMF akhir pekan besok, para pelaku pasar lebih memilih bersikap wait and see. Mereka menunggu hasil dari kedua pertemuan tersebut.
Terkait dengan pertemuan IMF, pasar menunggu seberapa besar komitmen lembaga moneter internasional tersebut dalam membantu mengatasi masalah utang kawasan Eropa. Sedangkan dari pertemuan para pemimpin G20 adalah mengenai perkembangan pertumbuhan global.
VIVA B. KUSNANDAR