TEMPO.CO, Madiun - Sejak menjabat Menteri BUMN, Dahlan Iskan terus melakukan terobosan kebijakan untuk meningkatkan kinerja sejumlah BUMN yang lesu karena tergerus persaingan pasar dan lemah dalam manajemen.
Aset BUMN yang menurutnya sedang dalam kondisi kembang kempis di antaranya pabrik gula dan perusahaan galangan kapal laut. Aset industri negara ini jadi salah satu “pekerjaan rumah (PR)” besar Dahlan dan jadi prioritas untuk segera diperbaiki tahun ini.
“Saya pengen menangani yang sulit-sulit (dalam kondisi krisis) dulu. Ada hampir 20 pabrik gula yang semuanya sulit. Begitu juga perusahaan galangan kapal,” ujarnya saat kunjungan kerja di Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu, 14 Januari 2012.
Ia mengaku belum menemukan jurus jitu untuk menyehatkan aset negara yang dari tahun ke tahun tidak terlalu berkembang itu. “Mau diapakan, saya masih memikirkannya,” katanya.
Produksi puluhan pabrik gula, terutama yang dikelola PT Perkebunan Nusantara (PTPN), dari tahun ke tahun kurang berkembang akibat keterbatasan kapasitas mesin penggiling tebu. Kebanyakan pabrik gula masih menggunakan mesin tua sejak zaman penjajahan Belanda dan sedikit yang sudah diremajakan atau diganti dengan mesin baru.
Soal perusahaan galangan kapal, Dahlan memberi sinyal peluang penggabungan (merger). “Kita punya empat perusahaan galangan kapal dan harus bersatu untuk memproduksi kapal-kapal lebih banyak lagi,” ujarnya.
Dengan memperkuat perusahaan galangan kapal dalam negeri, ia berharap akan semakin menunjang ketersediaan angkutan niaga melalui jalur laut. “Jangan sewa atau beli (kapal) ke luar negeri. Kita harus memajukan perusahaan galangan kapal dalam negeri,” katanya.
ISHOMUDDIN
Berita terkait
Dirut BUMN Naik Bus, Dahlan Iskan Slalom GEA
Dahlan Iskan Jalan Pagi, SBY Hadiri Resepsi
Dahlan Iskan Mau Gabung Tiga BUMN Produsen Mesin
Tak Stabil, Dua Kali Dahlan Iskan Jajal GEA Inka