TEMPO.CO, Jakarta - Membaiknya data – data ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS) membuat para pelaku pasar kembali memburu aset – aset yang dianggap berisko. Hal ini membuat dolar AS melemah terhadap mata uang utama dunia.
Mata uang euro berhasil menguat ke level US$ 1,31, poundsterling juga menguat kembali ke level US$ 1,56. Sehingga indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya turun 0,368 (0,46 persen) menjadi 79,882. Dengan terdepresiasinya dolar AS membuka ruang bagi rupiah untuk menguat hingga ke level 9.000 per dolar AS hari ini.
Dalam beberapa pekan terakhir tren pergerakan rupiah tertekan di sesi pagi dan cenderung menguat menjelang pasar tutup. Konsistensi Bank Indonesia (BI) menjaga pergerakan rupiah dipasar membuat mata uang lokal membuat rupiah mampu ditutup dibawah level 9.100 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah dalam transaksikan hari ini, Selasa, 12 Desember 2012, ditutup kembali melemah 12 poin (0,13 persen) menjadi 9.080 per dolar AS. Rupiah sempat terdepresiasi hingga menyentuh level 9.190 per dolar AS di sesi pagi, namun mampu berbalik arah sehingga mata uang lokal tidak melemah terlalu dalam.
Pengamat pasar uang dari PT Monex Invetindo Futures, Apelles R.T Kawengian, mengemukakan, kecenderungan terapresiasinya rupiah disore hari mengindikasikan bahwa pasar sangat menginginkan rupiah menguat. Akan tetapi, masih tingginya kekhawatiran terhadap masalah krisis Eropa membuat pergerakan rupiah masih tertahan.
Pelambatan ekonomi Eropa dan meningkatnya kecemasan investor atas meninggalnya pemimpin Korea Utara, Kim Jong-il bisa memanaskan suhu geopolitik di Semenanjung Eropa membuat mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, dan tidak terkecuali dengan rupiah.
Pergerakan rupiah sebenarnya bisa dibilang mampu bertahan, ditengah terdepresiasinya mata uang Asia lainnya dalam beberapa pekan terakhir. “Meskipun sempat tertekan hingga di 9.200 per dolar AS, namun rupiah mampu berbalik menguat menjelang pasar tutup,” kata Apelles.
Pergerakan euro terhadap dolar masih akan mempengaruhi rupiah. Bila euro kembali tertekan dan data – data ekonomi AS kembali positif akan menguntungkan bagi dolar sehingga rupiah bisa kembali melemah.
Hari ini Appeles memprediksikan rupiah akan ditransaksikan dalam rentang 9.030 – 9.080 per dolar AS. Dilihat dari sisi teknikal, ada kecenderungan rupiah untuk menguat. “Masih adanya permintaan dolar AS untuk memenuhi kebutuhan akhir tahun bisa menjadi penghambat apresiasi rupiah,” papar Apelles.
VIVA B. KUSNANDAR