TEMPO.CO, Stockholm -Produsen mobil Swedia, Saab Automobile mengajukan berkas kebangkrutan pada Pengadilan Kepailitan Swedia setelah gagal meraup dana segar dari investor potensial. Pemilik lama Saab, General Motors, menolak pemodal potensial asal Cina lantaran takut teknologi pembuatanmobil mereka dicuri.
Associated Press mengabarkan, CEO Saab, Victor Muller secara pribadi mengajukan permohonan kepailitan di Pengadilan Distrik Vanersborg, kawasan barat daya Swedia.
Pengadilan diperkirakan akan menyetujui pengajuan tersebut pekan mendatang, meskipun masih ada kemungkinan untuk memecah perusahaan itu menjadi korporasi yang lebih kecil.
Manajemen Saab mengatakan, opsi kebangkrutan dipilih setelah General Motors mengajukan intervensi saat perseroan berupaya menggandeng investor baru. Beberapa bulan terakhir, Saab memang tengah menjajaki penjualan sebagian saham perusahaan dengan perusahaan Cina, Zhejiang Automobile Lotus Youngman.
"Mengetahui sikap General Motors, Youngman tak mau melanjutkan negosiasi. Kami pun memutuskan untuk pailit demi kepentingan kreditur," demikian pernyataan manajemen Saab seperti dikutip Associated Press kemarin.
General Motors menguasai 50 persen kepemilikan Saab sejak tahun 2000. Pabrikan mobil asal Amerika itu menyuntikkan dana of US $600 juta dan diberi opsi prioritas untuk menguasai seluruh saham Saab dalam satu dekade.
Meski saham tersebut sudah dilepas pada produsen mobil mewah Belanda, Spyker, tahun lalu, General Motors tetap menjadi pemangku sekaligus pemasok suku cadang terbesar.
Tak pelak perusahaan ini mati suri. Sejak April produksi pabrik utama Saab di Trollhättan Swedia dihentikan. Hal ini dilakukan lantaran perusahaan lebih berkonsentrasi menyelesaikan utang dan pembayaran para pemasok komponen.
Sejak bulan lalu para pekerja pun telah mengeluh bahwa mereka tak lagi dibayar. Pekan lalu, regulator pasar saham Belanda pun menghentikan perdagangan saham Saab.
FERY FIRMANSYAH