TEMPO Interaktif, Yogyakarta - PT Unilever Indonesia menggandeng 1.603 petani kedelai hitam perempuan dari 8 kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur. "Petani perempuan diberdayakan dalam sortasi kedelai setelah panen," kata Sinta Kaniawati, General Manager PT Unilever Indonesia, di Yogyakarta, Kamis, 15 Desember 2011.
Selain itu, para petani perempuan itu dilatih dengan melakukan hal-hal yang bisa mengembangkan potensi mereka. Seperti kemampuan berkomunikasi, presentasi, bersuara, dan berpendapat, dengan menggunakan berbagai media.
Secara terperinci, perempuan petani yang diberdayakan dari Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk Bantul sebanyak 10 kelompok dengan anggota 249 petani perempuan, Kulon Progo 2 kelompok dengan anggota sebanyak 25 orang.
Untuk kabupaten di Jawa Timur yaitu Kabupaten Ngawi 7 kelompok dengan anggota 333 perempuan, Kabupaten Pacitan 16 kelompok dengan anggota 635 petani perempuan, Kabupaten Nganjuk 4 kelompok dengan anggota 104 perempuan.
Sedangkan Kabupaten Madiun 6 kelompok dengan anggota 167 perempuan dan Trenggalek 4 kelompok dengan 90 anggota perempuan. "Saat ini, secara keseluruhan, ada 7.000 petani kedelai hitam dari 8 kabupaten itu," kata dia.
Selain pemberdayaan dalam bertani, para petani perempuan itu juga sering dilibatkan dalam lomba. Contohnya dalam lomba tutur, yaitu lomba berfokus, berusaha, berkarya, dan bercerita.
Pihaknya menjamin para petani dengan membeli hasil panen dengan harga, kualitas, dan kuantitas, yang disepakati. Para petani pun juga mendapatkan pendampingan dari pakar pertanian Universitas Gadjah Mada mulai dari periode tanam hingga panen.
Menurut salah satu ketua kelompok tani Rejo Mulyo asal Pacitan, Sukarni, para petani bisa menjual kedelai dengan harga Rp 8.000 per kilogram ke Unilever. Di pasaran, harga kedelai hitam tergantung musim. Jika banyak kedelai, harga hanya Rp 6.500 per kilogram. Tetapi jika langka kedelai, harganya mencapai Rp 9.000 per kilogram.
Lasiyo Syaifuddin, Ketua Gabungan Petani Pemakai Air Kabupaten Bantul, mengatakan ada 7.000 hektare lahan tanam kedelai di Bantul. Namun lahan itu hanya ditanami pada Mei hingga Juli.
"Kami juga menggunakan pestisida nabati untuk memberantas hama. Umur kedelai siap panen yaitu 90 hari," kata Lasiyo.
MUH SYAIFULLAH