TEMPO Interaktif, Jakarta - Terdepresiasinya euro membuat dolar Amerika Serikat (AS) kembali digdaya terhadap mata uang dunia, termasuk rupiah dan mata uan Asia lainnya. Euro melemah hingga di bawah US$ 1,33 yang kembali memicu supremasi dolar AS terhadap mata uang Asia. Rupiah pun belum mampu keluar dari tekanan.
Dolar AS sempat menekan rupiah hingga ke level 9.100, tapi campur tangan Bank Indonesia (BI) membuat rupiah berbalik menguat di sore harinya. Alhasil, nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 12 Desember 2011, ditutup melemah tipis 1 poin (0,01 persen) ke level 9.051 per dolar AS.
Pengamat pasar uang dari PT Harvest International Futures, Tony Mariano, mengemukakan tidak adanya langkah konkret penyelesaian krisis utang Eropa membuat perhatian pelaku pasar tertuju pada ancaman Standard & Poor’s yang akan menurunkan rating negara-negara pengguna mata uang euro. Pasar sebenarnya berharap ada langkah nyata untuk meredam gejolak krisis utang dan bukannya hanya janji serta retorik semata.
Sejauh ada jaminan dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan Lembaga Moneter Internasional (IMF), kepercayaan investor terhadap perbaikan Eropa bisa kembali. Jika hal ini tidak terjadi, euro akan terus terdepresiasi terhadap dolar AS, dan imbasnya rupiah sulit menguat. “Karena investor akan cenderung melepas aset-asetnya dalam mata uang yang berimbal hasil tinggi seperti rupiah,“ kata Tony.
Uni Eropa yang merupakan gabungan dari berbagai negara membuat ECB sulit mencapai kesepakatan dalam berbagai hal. Bisa saja ECB menjadi the last of resort seperti bank sentral AS (The Fed), tapi pasti akan mendapat tantangan dari negara yang sangat konservatif seperti Jerman. Ini yang membuat Bank Sentral Eropa sulit mengambil keputusan dibandingkan dengan The Fed.
Dari kawasan Asia, dolar Singapura melemah 0,45 persen pada perdagangan sore, won Korea Selatan pun melemah 0,01 persen, peso Fiilipina melemah 0,04 persen, ringgit Malaysia melemah 0,35 persen, serta baht Thailand juga terdepresiasi 0,62 persen terhadap dolar AS.
Sedangkan indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya kembali menguat 0,603 ke level 79,235, hingga pukul 18.10 WIB.
VIVA B KUSNANDAR