TEMPO Interaktif, Makassar - Badan Ketahanan Pangan Sulawesi Selatan memperoleh penghargaan Adi Karya Pangan Nusantara dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan tertinggi dalam bidang pangan ini akan diserahkan langsung oleh Presiden di Istana Negara pada Selasa depan, 6 Desember 2011.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Sulawesi Selatan Asri Pananrang mengungkapkan, penghargaan tertinggi dalam bidang pangan ini akan diserahkan langsung oleh Presiden di Istana Negara pada 6 Desember. "Penghargaan ini diberikan kepada Pemerintah Provinsi Sul-Sel dalam prestasinya yang dianggap mampu mempertahankan ketersediaan pangan nasional," kata Asri Pananrang, Ahad, 4 Desember 2011.
Asri menjelaskan, Sulawesi Selatan dianggap mampu mempertahankan ketersediaan pangan selama 3 tahun terakhir. "Sejak 2009 hingga 2010, Sul-Sel berhasil meningkatkan produksi pangan," kata dia. Menurut Asri, ada 3 sektor yang menjadi penilaian dalam pemberian penghargaan ini, yakni pertanian, peternakan, dan perikanan.
Sul-Sel selama 3 tahun terakhir, kata dia, selalu mengalami peningkatan produksi beras. Tahun 2010, Sul-Sel mengalami over stok produksi sebesar 2 juta ton. Menurut Asri, kestabilan pangan di Sul-Sel juga didukung pengembangan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Sejauh ini, jumlah Gapoktan di Sul-Sel mencapai 58 unit.
Setiap Gapoktan, kata Asri, memiliki lumbung padi dalam bentuk gudang penyimpanan. Pengadaan gudang ini untuk mencegah ketergantungan terhadap tengkulak. Sejauh ini, jumlah lumbung yang ada di Sul-Sel mencapai 106 unit yang tersebar di 106 desa. "Setiap desa memiliki 1 lumbung," jelasnya.
Khusus Sul-Sel, selain Badan Ketahanan Pangan Provinsi, yang akan turut mendapat penghargaan nanti adalah Kabupaten Soppeng dan salah satu desa di Kabupaten Luwu. Kabupaten dan desa di Luwu tersebut turut diberi penghargaan atas prestasinya dalam peningkatan produksi pangan di Sul-Sel. Ada 3 jenis pangan yang menjadi kriteria penilaian, yakni beras, jagung, dan kedelai.
Asri menambahkan, Sul-Sel juga dianggap konsisten dalam hal penganekaragaman konsumsi pangan. Selain itu, masalah pendistribusian pangan di Sul-Sel juga dinilai berhasil. "Kalaupun ada kendala distribusi, kadang kala hanya disebabkan oleh cuaca," tambahnya.
Sedangkan dari segi skor pola pangan harapan (PPH), secara nasional, Sul-Sel menempati urutan pertama dengan skor 84,4, dari skor tertinggi 100. Angka ini, kata Asri, mengalami perbaikan dibandingkan tahun lalu. "Kami akan terus berusaha meningkatkan ini tahun depan," kata dia. Selain produktivitas pangan, Sul-Sel juga dianggap sebagai pelopor inovasi teknologi pertanian.
ANISWATI SYAHRIR