TEMPO.CO, Nusa Dua - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution optimistis tren inflasi rendah akan berlanjut tahun depan. Namun, pergerakan harga barang bisa naik lebih tinggi kalau pemerintah melakukan perubahan kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Inflasi itu tahun depan tergantung harga BBM," kata Darmin kepada wartawan di sela seminar internasional bertajuk "Dealing with the Challenges of Macro Financial Linkages in Emerging Markets" di Nusa Dua, Bali, Kamis, 1 Desember 2011.
Menurut dia, kalau tidak ada perubahan kebijakan harga BBM maka inflasi berkisar di 4,5-5 persen. Namun, jika sebaliknya yang terjadi, angka inflasi tentu akan lebih besar dari 5 persen.
Angkanya juga tergantung skenario pemerintah. Kalau pemerintah hanya membatasi konsumsi BBM bersubsidi maka inflasi cukup ditambah 0,5-0,7 persen dari perkiraan awal 4,5-5 persen.
Tapi kalau BBM naik harga secara keseluruhan, angka inflasi tentu akan lebih besar. "Saya belum bisa jawab (berapa naiknya)." Tentu angkanya tergantung kenaikan harganya.
Untuk akhir tahun ini, Darmin berkeyakinan inflasi year on year masih akan di level 4 persen. Sesuai perkiraannya, inflasi November berada di level 0,3-0,4 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi November sebesar 0,34 persen. Jadi, inflasi tahun kalender hanya 3,2 persen.
AGUS SUPRIYANTO