TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Pemerintah tetap akan impor kedelai dengan alasan produksi kedelai nasional belum mencukupi. Dari kebutuhan nasional sebanyak 2,4 juta ton per tahun, petani hanya bisa produksi kedelai 780 ribu ton. Penyebabnya, lahan tanam kedelai sangat terbatas karena sebagian besar lahan ditanami padi.
“Target swasembada kedelai baru bisa dilaksanakan 2014,” kata Rusman Heryawan, Wakil Menteri Pertanian, saat peluncuran buku petunjuk praktis menanam kedelai hitam di Yogyakarta, Rabu, 16 November 2011.
Maka pilihan mengimpor kedelai dari beberapa negara terpaksa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Target swasembada kedelai pada 2014 itu memang agak lama. Itu juga disebabkan oleh adanya program peningkatan produksi beras nasional.
Peningkatan produksi kedelai itu bisa dimungkinkan, kata Rusman, jika pemerintah bersama pengambil kebijakan lainnya mempunyai skema dan pemetaan lahan yang cocok untuk tanaman kedelai.
Ia menyatakan, saat ini peningkatan produksi sulit dilakukan karena akan menghalangi peningkatan produksi pada beras sebagai makanan pokok bangsa Indonesia. "Maka pemerintah tetap mengimpor kedelai," kata Rusman.
Untuk peningkatan produksi kedelai nasional, secara khusus Rusman mengapresiasi keterlibatan swasta dalam upaya pemberdayaan petani kedelai. Seperti yang dilakukan oleh Yayasan Unilever Indonesia bersama dengan Universitas Gadjah Mada dan lembaga swadaya masyarakat yang membuka program sekolah lapangan.
Selama 10 tahun terakhir, kata dia, pemerintah bersama masyarakat melakukan program pendampingan penanaman kedelai hitam kepada ribuan petani kedelai di sejumlah daerah, antara lain di Bantul, Kulonprogo (Daerah Istimewa Yogyakarta), Pacitan, Ngawi, dan Madiun (Jawa Timur).
"Selama 10 tahun terakhir, petani terlihat happy. Artinya, upaya pendampingan petani kedelai berjalan bagus," kata Rusman.
Menurut Sancoyo Antarikso, Corporate Secretary PT Unilever Indonesia Tbk, untuk merangsang peningkatan produksi kedelai hitam, pihaknya telah menggandeng sedikitnya 7.000 petani kedelai dari berbagai daerah. Mereka juga dibekali buku saku budidaya kedelai hitam sebagai panduan teknis bertanam, merawat, memanen, hingga pasca-panen.
"Program pengembangan petani kedelai hitam 2001. Ini langkah perusahaan untuk menjalankan bisnis berkelanjutan sekaligus meningkatkan mutu," kata Sancoyo.
MUH SYAIFULLAH