TEMPO Interaktif, Jakarta - Penurunan suku bunga acuan BI Rate sebesar 50 basis poin oleh Bank Indonesia sempat membuat pelaku pasar syok kemarin. Nilai tukar rupiah langsung jatuh hingga 9.040 per dolar Amerika Serikat (AS) merespon kebijakan bank sentral yang diluar dugaan analis.
Namun, di transaksi pasar uang hari ini, Jumat, 11 November 2011, nilai tukar rupiah berhasil menguat 40 poin (0,44 persen) ke level 8.960 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Lindawati Susanto mengemukakan, diturunkannya BI Rate 50 bps menjadi 6 persen menjadi salah satu penyebab pelemahan rupiah kemarin. “Langkah bank sentral yang cukup berani ini membuat pasar sempat kaget dan melepas rupiah,” tuturnya.
Masih tingginya kekhawatiran krisis Eropa sehingga bisa memperlambat pertumbuhan global yang memicu apresiasi dolar AS membuat rupiah kembali melemah. Ditambah lagi BI menurunkan suku bunga diluar perkiraan hingga 50 bps membuat rupiah melemah cukup tajam kamis kemarin.
Meskipun BI Rate turun 50 basis poin sebenarnya masih sangat menarik dibandingkan dengan suku bunga The Fed, suku bunga Uni Eropa, serta suku bunga Jepang yang berada dibawah 1 persen. Ini yang membuat pasar kembali optimis memegang rupiah.
Dengan turunnya suku bunga BI rate diharapkan suku bunga kredit juga akan segera turun sehingga sektor riil bisa bergerak lebih cepat sehingga akan memacu pertumbuhan ekonomi domestik. Dampak positif dari pemangkasan suku bunga BI Rate memang tidak bisa langsung dirasakan.
Bulan depan kemungkinan perbankan baru akan mulai menyesuaian suku bunga pinjamananya. Imbasnya imbal hasil obligasi juga akan menyesuaian penurunan suku bunga.
VIVA B KUSNANDAR