TEMPO Interaktif, Jakarta - Tingginya kekhawatiran krisis Eropa dan mendorong jatuhnya euro ke level US$ 1,35 memicu apresiasi dolar Amerika Serikat (AS). Walhasil, rupiah dan mata uang Asia lainnya kembali melemah.
Dipasar uang antar bank hari ini, Kamis, 10 November 2011, nilai tukar rupiah ditutup melemah 110 poin (1,24 persen) ke level 9.000 per dolar AS.
Analis pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova menjelaskan, faktor eksternal masih sangat mempengaruhi pergerakan rupiah. Kecemasan para pelaku pasar atas masalah utang kawasan Eropa kembali memicu apresiasi dolar AS sehingga rupiah melemah lebih dari 100 poin.
Italia yang diperkirakan juga akan membutuhkan dana talangan untuk mampu bertahan membuat pasar khawatir. Karena Negeri Pizza merupakan negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Uni Eropa, jauh lebih besar dari Yunani. “Sehingga dana yang dibutuhkan untuk menyelamatkan Italia akan lebih besar dan dampaknya juga lebih luas,” paparnya.
Ketidakpastian politik serta melonjaknya imbal hasil surat utang Italia menambah kekhawatiran akan mengalami krisis utang membuat mata uang euro jatuh cukup dalam kemarin.
Bank Indonesia (BI) yang secara mengejutkan memangkas suku bunga acuan BI rate 50 basis poin menjadi 6 persen juga turut melemahkan rupiah. “Penurunan BI rate yang cukup besar ini memang agak prematur,” kata Rully.
Selain kondisi pasar global yang tidak kondusif, penurunan suku bunga terlalu cepat, karena baru bulan kemarin turun. Turunnya BI Rate akan memicu turunnya imbal hasil obligasi sehingga mendorong investor asing keluar dari pasar obligasi. Hal ini menjadi penghambat bagi rupiah untuk menguat lebih jauh.
Indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya Rabu kemarin naik 1,34 poin (1,75 persen) ke level 77,926. Namun, hari ini indeks dolar AS turun 0,141 poin (0,18 persen) ke level 77,785.
Dolar Singapura sore ini melemah 0,3 persen, won Korea Selatan turun 1,53 persen, peso Philipina turun 0,64 persen, bath Thailand terdepresiasi 0,34 persen serta ringgit Malaysia jatuh 1,2 persen.
VIVA B. KUSNANDAR