Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berebut Paten Slogan Occupy Wall Street  

image-gnews
Aksi anti Wall Street di pusat kota Los Angeles, Senin, (3/10). Aksi ini bertujuan memprotes penyitaan rumah dan membengkaknya angka pengangguran serta mengkritik kebijakan dana talangan 2008. AP Photo/Chris Carlson
Aksi anti Wall Street di pusat kota Los Angeles, Senin, (3/10). Aksi ini bertujuan memprotes penyitaan rumah dan membengkaknya angka pengangguran serta mengkritik kebijakan dana talangan 2008. AP Photo/Chris Carlson
Iklan

TEMPO Interaktif, San Fransisco - Demonstrasi "Occupy Wall Street" yang melanda New York dan 82 kota besar lain di dunia kini jadi celah bisnis baru. Slogan anti-kapitalisme jadi jualan utama desainer produk-produk suvenir. Namun siapa sangka, kini muncul sengketa seru memperebutkan paten atas kalimat protes itu.

Memorabilia demonstrasi "Occupy Wall Street" pertama kali muncul pada gelombang protes perdana 17 September lalu. Saat itu, penggarapan suvenir ini tak serius dan tak tebersit niatan untuk memperdagangkannya. Kalimat-kalimat protes dicetak seadanya pada kaus bekas atau kaus murahan. Meski begitu, para demonstran bangga mengenakannya saat berbaris di jalan-jalan kawasan Manhattan.

Awal bulan ini, memorabilia "Occupy Wall Street" menjamur di mana-mana. Tak cuma kaus, tulisan bernada protes itu menghiasi mug kopi dan barang-barang lainnya.

Selain kalimat, beberapa kaus memajang gambar peta kota-kota di Amerika dan dunia yang telah 'tertular' aksi ini. Selain dijual di jalanan dan kamp demonstrasi, barang-barang itu juga ditawarkan di situs belanja daring. Harganya paling mahal belasan dolar.

Seperti yang dilakukan Ray Agrinzone, seorang desainer pakaian di New York. Ia meluncurkan situs theoccupystore.com awal bulan ini yang menawarkan kaus, sweater bertudung, bahkan sertifikat hadiah.

Tapi kini tak cuma berdagang, para pengusaha juga berusaha merebut hak paten atas suvenir plus kalimat yang tercantum di atasnya.

Kantor berita Associated Press mengabarkan, dalam beberapa pekan terakhir, kantor lembaga paten Amerika Serikat telah menerima ratusan permohonan para pengusaha.

Dibantu pengacara, mereka berusaha untuk memenangkan hak komersial eksklusif untuk kalimat-kalimat demonstrasi, seperti "We Are The 99" (kami adalah 99 persen), "Occupy" (duduki), dan "Occupy DC In 2012" (duduki Washington DC tahun 2012).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satunya pengusaha Robert dan Diane Maresca, yang membayar US$ 975 untuk hak paten kalimat protes yang akan dicetak dalam beragam produk.

Melihat gelagat ini, para demonstran tak tinggal diam. Mereka pun mengajukan paten atas kalimat protes, namun untuk tujuan berbeda. Wylie Stecklow, pengacara yang mewakili demonstran, mengatakan, pengajuan paten dilakukan demi mencegah adanya aksi ambil untung dari gerakan sosial ini.

Adalah sesuatu yang ironis, kata Stecklow, di mana aksi menentang kapitalisme justru dimanfaatkan segelintir kapitalis. "Saya ingin memastikan bahwa ini tidak dikooptasi untuk tujuan komersial," kata dia. Namun para demonstran mengizinkan jika merek dagang ini digunakan untuk tujuan non-komersial.

Kini, mereka pun saling salip, adu cepat mengajukan permohonan paten. Saat Stecklow dan demonstran mengajukan aplikasi paten "Occupy Wall Street" di New York, seorang pengusaha bernama Vince Ferraro juga memohon hak yang sama di Long Island. Pengadilan pun puyeng untuk memutuskan siapa pemenangnya karena aturan paten yang ambigu.

Kuasa kantor paten Amerika, Cynthia Lynch, mengatakan pihaknya akan memberi prioritas kepada aplikasi pertama yang diterima. Namun dia juga membuka kemungkinan pemenang baru jika terbukti siapa yang pertama kali menggunakan kalimat itu secara luas.

FERY FIRMANSYAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

1 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

1 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

1 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.


Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

1 hari lalu

Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat arah Harmoni dan Balai Kota mulai ditutup, pada Jumat pagi, 19 April 2024, imbas dilakukan jelang aksi demonstasi di Mahkamah Konstitusi perihal putusan sengketa Pilpres 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.
Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).


Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

1 hari lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK


Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

30 hari lalu

Suasana di sekitar Gedung Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024, Kamis, 21 Maret 2024. Pembatas di Jalan Imam Bonjol yang mengarah ke Gedung KPU sudah dibuka pukul 14.25 WIB. TEMPO/Defara
Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.


Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

30 hari lalu

Wakil presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla (kiri) didampingi tokoh muslim Indonesia, Din Syamsuddin saat memberikan keterangan dalam acara konferensi pers Tokoh Bangsa di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2024. Dalam konferensi pers tersebut tokoh bangsa yang terdiri dari Wakil Presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla, tokoh muslim Indonesia Din Syamsuddin, pendeta Kristen Sherphard Supit dan para akademisi menyinggung soal politisasi bansos, serta menyuarakan gerakan pemilu jujur dan adil. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang


Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

31 hari lalu

Pakar hukum tata negara Refly Harun berorasi di depan kantor KPU RI saat demonstrasi menolak hasil Pemilu 2024 di Jakarta Pusat, 20 Maret 2024. Tempo/Eka Yudha Saputra
Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

Refly Harun mendesak massa untuk menolak hasil Pemilu 2024.


16 Orang Ditangkap saat Demonstrasi di DPR dan KPU, Ini Penjelasan Polres Metro Jakpus

31 hari lalu

Ilustrasi demo/unjuk rasa. Toulousestreet.com
16 Orang Ditangkap saat Demonstrasi di DPR dan KPU, Ini Penjelasan Polres Metro Jakpus

Menurut Humas Polres Metro Jakarta Pusat, aksi demonstrasi di DPR semalam berujung anarkis.


Rangkaian Demo di Gedung DPR Sejak Awal Maret, Muncul Spanduk: Pecat Jokowi Tanpa Pesangon

31 hari lalu

Massa dari berbagai elemen menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. Dalm aksi tersebut mereka mendesak kepada DPR RI untuk menggunakan hak angket untuk mengusut dugaan kecurangan Pemilu 2024 sekaligus rasa keprihatinan maraknya nepotisme dan ancaman matinya demokrasi. TEMPO/M Taufan Rengganis
Rangkaian Demo di Gedung DPR Sejak Awal Maret, Muncul Spanduk: Pecat Jokowi Tanpa Pesangon

Sejak awal Maret 2024, Gedung DPR beberapa kali menjadi tempat unjuk rasa terkait politik dinasti, pemakzulan Jokowi, Pemilu 2024. Ini rangkaiannya.