TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk berencana membeli kembali saham publiknya (buyback). Langkah ini ditempuh untuk menstabilkan harga saham perusahaan. "Kami baru saja melaporkannya ke Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) soal rencana ini pagi tadi," kata Sekretaris Perusahaan Borneo Lumbung, Geroad PA Jusuf di Jakarta hari ini Senin 7 November 2011.
Harga saham perusahaan terus tergerus hingga 37,64 persen menjadi Rp 850 per lembarnya. Saat penawaran perdana akhir November 2010 lalu, saham perusahaan ditawarkan pada harga Rp 1.170 per lembar.
Dengan buyback ini, Geroad berharap saham perusahaan makin kuat. Dana untuk melakukan buyback saham berasal dari kas internal. Dengan aksi buyback ini, kepemilikan saham publik menjadi 20 persen atau 4,20 miliar lembar saham.
Menurut Geroad penentuan harga buyback saham dilakukan berdasarkan harga saham rata-rata perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Dimulai saat harga penutupan perdagangan harian di bursa selama 90 hari terakhir, sebelum tanggal pembelian kembali saham oleh perusahaan.
Selanjutnya, perusahaan memiliki waktu selama 18 bulan dimulai dari disahkannya buyback saham untuk menjual kembali saham tersebut. Untuk rencana buyback ini Perusahaan akan meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan berlangsung pada 15 Desember 2011 nanti.
Dalam agenda RUPSLB itu nantinya juga perusahaan akan meminta persetujuan dari pemegang saham tentang rencana pembelian 47,6 persen saham di Bumi Plc bersama Grup Bakrie, yakni PT Bakrie & Brothers Tbk dan Long Haul Holdings. Untuk membeli saham Bumi Plc, BORN mendapatkan pinjaman dari Standard Chartered Bank sebesar US$ 1 miliar.
SUTJI DECILYA