TEMPO Interaktif, PARIS: - Maskapai penerbangan Air France-KLM Group membatalkan 15 persen penerbangan lantaran mogoknya awak kabin mereka, Senin 31 Oktober 2011. Pemogokan yang sudah berlangsung selama tiga hari itu dilakukan sebagai protes atas rencana pemotongan jumlah karyawan.
Air France membatalkan 130 jadwal sejak 29 Oktober lalu. Beberapa di antaranya perjalanan jarak jauh menuju Montreal, Kanada; serta Los Angeles, Washington, dan Atlanta, Amerika Serikat. Ratusan penumpang pun telantar di bandar udara. Sebagian di antaranya memaki-maki karyawan yang bertugas di terminal. Meski begitu, manajemen maskapai terbesar di Eropa itu tetap menjamin kelancaran 85 persen penerbangan lain, di antaranya penerbangan domestik.
Masalah ini berawal dari mogoknya para kru kabin dari 20 Oktober hingga 2 November mendatang gara-gara rencana sepihak perusahaan memecat sebagian awak. Sialnya, pemogokan ini bertepatan dengan hari libur All Saints Day, yang biasanya menjadi momen emas bisnis perjalanan. Selain itu, pemogokan ini mengancam kelancaran pertemuan pemimpin negara G-20 di Cannes pada 3-4 November mendatang. "Akhirnya klien tersandera oleh pemogokan tanpa alasan," demikian pernyataan tertulis manajemen Air France seperti dikutip Bloomberg.
Saat ini manajemen Air France tengah bernegosiasi dengan serikat awak kabin. Sebelumnya, negosiasi yang telah berjalan 10 hari berlangsung alot lantaran serikat awak kabin meminta 90 persen tuntutan mereka dikabulkan.
Pemogokan ini pun menambah panjang daftar masalah yang diderita Air France. Bulan lalu nilai saham mereka anjlok hingga 57 persen, penurunan terburuk sejak maskapai itu berdiri pada Oktober 1933. Pada saat yang bersamaan, mereka mengganti pucuk pemimpin perusahaan. Pierre-Henri Gourgeon digantikan oleh Jean-Cyril Spinetta lantaran terjadi penurunan pendapatan dan kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian pilot.
Sementara itu, serikat awak kabin mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar, karena didukung 60 persen karyawan. Namun mereka membantah tuduhan bahwa aksi ini sengaja dilakukan saat jadwal penerbangan padat. "Yang pasti aksi ini akan terus menguat," kata perwakilan serikat pekerja, Didier Foussat.
l FERY FIRMANSYAH