TEMPO Interaktif, Sydney - Manajemen maskapai penerbangan Australia Qantas Airways menyatakan siap kembali beroperasi Senin siang ini setelah didesak menyelesaikan masalah dengan serikat buruh mereka oleh Kementerian Tenaga Kerja Australia. "Jet kami siap terbang sehari ke depan dengan aman dan mulus," kata CEO Qantas, Alan Joyce, seperti dikutip CNN.
Hari ini Mahkamah Sengketa Perburuhan Australia memerintahkan penghentian masalah tenaga kerja di tubuh Qantas agar tak berpengaruh buruk pada industri pariwisata Negeri Kanguru itu.
Para pihak yang bersengketa diberikan kesempatan untuk melanjutkan pembicaraan dalam 21 hari dan membawa kasus ini pada pengadilan arbitrase jika pembicaraan tidak menemukan solusi.
Akhir pekan lalu Qantas mengandangkan pesawat-pesawatnya dan membatalkan 447 jadwal penerbangan. Tindakan ini diikuti pembekuan kegiatan serikat pilot, teknisi, serta kru bagasi dan katering mulai hari ini hingga 14 bulan mendatang. Serikat buruh meminta manajemen Qantas berunding dalam tiga pekan ke depan. Namun belum ada kabar mengenai kelangsungan perundingan ini.
Masalah ini bermula dari rencana Qantas membentuk maskapai baru di Asia. Serikat pekerja menganggap rencana ini bakal berdampak pada pengurangan karyawan, sedikitnya 1.000 orang.
Namun manajemen Qantas berdalih permintaan serikat pekerja untuk membatalkan rencana perusahaan ini akan berpengaruh buruk pada kinerja perusahaan. Mogoknya para pekerja, mulai dari kru bagasi, teknisi, hingga pilot merugikan perusahaan hingga Rp 639 miliar.
FERY FIRMANSYAH