TEMPO Interaktif, Semarang - Untuk meningkatkan surplus di sektor pangan, pemerintah pusat mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3 triliun yang akan disalurkan ke pemerintah daerah. Menteri Koordinator Perekonomian RI Hatta Rajasa menyatakan dana stabilisasi pangan itu juga untuk mengatasi masalah-masalah gangguan iklim yang diprioritaskan untuk provinsi yang memiliki sentra utama pangan.
“Jawa Tengah sebagai salah satu sentra utama penghasil beras nasional tentu akan diprioritaskan untuk mendapatkan dana tersebut,” kata Hatta, Ahad, 2 Oktober 2011.
Dalam rapat kabinet beberapa waktu lalu, kata Hatta, para gubernur sudah diminta menyampaikan apa-apa saja kebutuhan di wilayahnya untuk meningkatkan suplai pangan. “Nanti kita kasih.”
Dana cadangan sebesar Rp 3 triliun itu, misalnya, bisa untuk proyek pengadaan pompanisasi, irigasi, pengering gabah, bantuan traktor, dan lain sebagainya. Hatta meminta kepada pemerintah daerah untuk segera mengajukan proposal bantuan kepada pemerintah pusat. “Kalau daerah meminta, maka akan kita penuhi semua,” kata Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional tersebut.
Hingga kini, dana cadangan tersebut baru terpakai sebesar Rp 300 miliar untuk mengatasi masalah puso yang terjadi di beberapa daerah. Hatta menyatakan dana cadangan pangan sangat penting karena sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan surplus beras 10 juta ton pada 2012 mendatang.
Selain bicara soal pangan, Hatta Rajasa juga menegaskan soal pentingnya perbaikan pasar-pasar tradisional di daerah. “Jangan sampai ada pemikiran pasar tradisional diubah jadi pasar modern yang membuat para pedagang tradisional tidak bisa dagang. Jangan pasar tradisional digusur untuk mal.”
Menurut dia, pasar tradisional harus diperbaiki sehingga tak selalu kumuh. Hatta berjanji akan memberikan bantuan untuk pembangunan pasar-pasar tradisional di Jawa Tengah yang baru-baru ini terbakar, yakni pasar di Rembang dan Kudus.
ROFIUDDIN