TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah Indonesia dan Pakistan ingin segera menyelesaikan perjanjian kerjasama perdagangan (Preferential Trade Agreement/PTA). "Kami ingin selesai sekarang. Mana ada PTA, sampai 7 kali berunding. Bisa kalah perundingan WTO," kata Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami di sela-sela pertemuan dengan delegasi Pakistan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jumat, 16 September 2011.
Pertemuan kali ini adalah yang pertama sejak perundingan sempat dihentikan beberapa waktu lalu. "Pertemuannya sampai hari ini saja. Harus ada keputusan, akan tetapi apapun keputusannya nanti kita lihat kembali," ujarnya. Hingga saat ini, pertemuan masih berlangsung.
Gusmardi mengungkapkan, terakhir kali pembicaraan dengan Pakistan sudah merampungkan sekitar 281 pos tarif. "Masih ada beberapa hal lagi, mata tarif yang akan diselesaikan antara lain kino dan sawit," kata dia.
Kepentingan Indonesia, terutama meminta pengurangan bea masuk untuk CPO. Sebab, pasar CPO tergerus akibat dikuasai produk Malaysia yang sudah memiliki kerjasama perdagangan dengan Pakistan. "Supaya semua produk CPO bisa punya akses yang sama ke Pakistan," kata Gusmardi.
Eka Utami Aprilia