TEMPO Interaktif, Jakarta - Produksi minyak sejuta barel ditargetkan tercapai pada pertengahan 2013. "Insya Allah pertengahan 2013," kata Menteri Energi Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh di Jakarta, Rabu, 7 September 2011.
Kepala Badan Pengatur Hulu Minyak dan Gas Bumi Raden Priyono akan berusaha mendorong target ini. "Kewajiban kami mengusahakan secara maksimal. Karena tahapan produksi minyak kita sudah sampai tahap pengurasan bukan pengelolaan," ujarnya.
Kepala Divisi Humas dan Sekuriti BP Migas, Gde Pradnyana menyatakan, karena target itu merupakan kebijakan pemerintah maka pihaknya harus berupaya agar target itu terwujud. "Bisa, tapi tentu harus didukung oleh semua pihak, bukan hanya dukungan birokrasi saja," ujarnya.
Semua pihak harus ikut mendukung kebijakan ini berupa dukungan masyarakat di sekitar area eksplorasi dan produksi migas. Selain itu instansi lain mendukung dalam perizinan, dukungan terhadap kebutuhan lahan untuk kegiatan produksi, dukungan pengadaan agar barang dan jasa yang dibutuhkan dipenuhi secara cepat.
Gde menyatakan, ada banyak hal yang di luar kendali BP Migas, tapi tetap harus dilakukan kerja sama jika ingin mencapai target sejuta barel pada 2013. "Sebab ini membutuhkan sinergi dan integrasi kebijakan banyak pihak untuk mewujudkan target tersebut," ujarnya.
Namun, rata-rata produksi minyak nasional hingga Juli 2011 ini masih jauh di bawah target produksi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2011, yaitu sebesar 945 ribu barel per hari. Hingga Juli lalu produksi hanya 904 ribu barel per hari.
Untuk mencapai target APBN Perubahan 2011, terhitung 1 Agustus hingga akhir Desember 2011 dibutuhkan realisasi produksi 980 ribu barel per hari. Meski produksi belum mencapai target, secara keuangan target penerimaan dilampaui. Hingga akhir tahun penerimaan diproyeksikan US$ 32,4 miliar dari target US$ 26,6 miliar.
NUR ROCHMI