TEMPO Interaktif, Jakarta - Industri busana muslim Indonesia akan memperluas pasar mereka di Thailand. Pemerintah Negeri Pagoda itu mengaku tertarik berkerja-sama dengan Indonesia terkait rencana tersebut.
“Indonesia memiliki ciri khas, kaya akan mode, dan selalu mengikuti tren mode terkini. Itu image busana muslim Indonesia yang dikagumi banyak negara, termasuk Thailand,” kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah Eusi Saedah, Rabu, 27 Juli 2011.
Dirjen IKM Kementerian Perindustrian dan Pemerintah Thailand hari ini bersepakat akan melakukan penjajakan kerja-sama terkait minat Pemerintah Thailand terhadap busana muslim Indonesia. Kerja-sama yang akan terjalin itu nantinya diharapkan bisa memberikan dukungan fasilitas agar produk IKM busana muslim Indonesia dapat dinikmati oleh masyarakat Thailand.
Fasilitas tersebut antara lain kemudahan ekspor, promosi, dan akses pemasaran ke pusat-pusat perbelanjaan Thailand. Untuk tahap awal, Thailand menjajikan akan memberikan 26 gerai untuk pameran internasional di Bangkok pada 26 April 2012 nanti. “Ini kesempatan bagi IKM busana muslim memperluas pasar mereka di Thailand dan ASEAN, sekaligus untuk mendukung kampanye Indonesia sebagai kiblat busana muslim dunia pada 2020," ujarnya.
Saat ini Islam adalah agama terbesar kedua di Thailand, setelah Buddha. Jumlah umat muslim di negeri tersebut berkisar 5-6 persen dari total penduduknya atau sekitar 5 juta jiwa dengan konsentrasi terbesar di Bangkok dan wilayah selatan Thailand. Meskipun pangsa pasar di Thailand tidak terlalu besar, namun Thailand telah memiliki akses ekspor ke Eropa dan Timur Tengah.
Maka, melalui kerja-sama itu Indonesia bisa menjadikan Thailand sebagai pintu masuk lain untuk masuk ke Eropa. “Thailand sudah sangat kuat di Eropa, terutama Prancis, lebih kuat dari kita,” ujar Eusi Saedah.
Perwakilan dari Departemen Ekspor dan Promosi Kedutaan Besar Thailand untuk Indonesia, Vilasinee, mengatakan bahwa pihaknya siap berkerja-sama dengan Indonesia di bidang bahan baku, logistik, dan promosi. “Kami bisa berkerja-sama dalam bahan baku, pelaku industri busana di Indonesia bisa menggunakan thai silk, sedangkan kami bisa menggunakan batik. Kami juga bersedia menjadi penghubung ke pasar yang telah kami miliki aksesnya,” katanya.
Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan bahwa melalui kerja-sama itu, pihak Indonesia dan Thailand bisa bersama-sama membangun industri busana muslim. “Dana bisa berasal dari kedua pihak, tapi tempatnya mesti di Indonesia untuk selanjutnya diekspor ke Thailand dan Eropa,” katanya.
Meskipun bukan merupakan negara muslim, namun pangsa pasar busana muslim di Eropa saat ini sangat besar. Di Inggris saja, saat ini terdapat sekitar 1,5 juta penduduk muslim dengan perkiraan transaksi busana muslim mencapai US$ 150 juta dalam satu tahun. Sedangkan total umat Islam di Eropa mencapai 16 juta orang dengan omzet perdagangan busana muslim mencapai US$ 2,5 miliar.
Berdasarkan catatan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), ekspor fashion muslim Indonesia lebih banyak ke Timur Tengah, Turki, Malaysia, Dubai dan Brunai. Penasihat Jakarta Anne Rufaidah sebelumnya mengatakan bahwa saat ini fashion busana muslim Indonesia tidak hanya membidik negara-negara muslim, namun sekaligus negara nonmuslim, termasuk Eropa. "Selama ini pasar kami masih lebih banyak ke negara-negara muslim, namun negara non-muslim pun memiliki komunitas muslim yang juga berpotensi menjadi pasar fashion busana muslim," katanya.
AGUNG SEDAYU