TEMPO Interaktif, Jakarta -Ketua Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin memastikan tidak ada kenaikan harga usai pembukaan keran impor film Hollywood dan berubahnya sistem bea masuk impor film. ”Kami sepakat tak naik ” ujarnya, Selasa 26 Juli 2011.
Saat keran impor ditutup, jumlah penonton bioskop turun hingga 60 persen. Begitu juga dengan pemasukan bagi pengusaha bioskop dan pajak daerah. Pajak daerah yang disetor bioskop Jakarta Januari lalu mencapai Rp 3,9 miliar. “Juni ini hanya Rp 1,8 miliar.”
Untuk memulihkan kondisi usaha bioskop, GPBSI masih akan mengevaluasi kondisi yang ada. “Kami akan mengevaluasi lima bulan ke depan,” ujarnya. Djonny berharap, dalam masa pemulihan itu tak ada kenaikan harga tiket bioksop. Tarif bioskop kelas menengah, tetap berada di kisaran Rp 15 ribu ke atas.
Djonny menyatakan, tiket bioskop bisa turun lagi jika tarif listrik yang digunakan bioksop tidak dimasukkan ke golongan industri. Melainkan dibedakan menurut kelasnya. “Bisokop kelas bawah dan menengah, tarif listriknya sama dengan tarif hotel berbintang.” Pasalnya, pos pengeluaran listrik dalam usaha bioskop mencapai 60 persen.
Layar bioskop nasional diperkirakan akan ramai lagi setelah impor film Hollywod yang sempat dibekukan selama lima bulan kembali bergulir. Peka depan, akan ada lima film Hollywood yang akan masuk bertahap. Tiga film di antaranya adalah Harry Potter and The Deathly Hallows Part 2, Transformer 3, dan Kung Fu Panda 2. Harry Potter menjadi film perdana yang akan tayang mulai Kamis 28 Juli 2011.
NUR ROCHMI