TEMPO Interaktif, Jakarta - Laba Citibank merosot sekitar Rp 400 miliar per Mei 2011. Menurut Citibank, laba anjlok karena penurunan pendapatan bunga dan naiknya biaya operasional.
Dalam surat elektronik kepada Tempo, Selasa, 26 Juli 2011, Juru Bicara Citibank, NA Ditta Amahorseya, mengakui laba per Mei 2011 merosot Rp 437,580 miliar. Angka ini turun 47,8 persen dari Rp 915,584 miliar per Mei 2010 menjadi Rp 478,004 miliar per Mei 2011.
Baca Juga:
Penurunan laba ini dipengaruhi empat faktor utama. Pertama, penurunan pendapatan bunga bersih. Kedua, penurunan nilai wajar aset keuangan, terutama di transaksi derivatif. Ketiga, beban tenaga kerja yang bertambah. "Dikarenakan kami melakukan perekrutan dan peningkatan kesejahteraan pegawai," ujarnya.
Keempat, kenaikan biaya operasional. "Naiknya biaya operasional yang sebagian besar disebabkan oleh biaya premises, teknologi, dan lain-lain," katanya.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu Citibank dihantam dua kasus besar. Pertama, kasus pembobolan dana nasabah yang diduga dilakukan oleh mantan Relationship Manager Citibank, Malinda Dee. Citibank diminta mengganti uang nasabah yang diduga digangsir Malinda.
Kasus kedua adalah tewasnya nasabah kartu kredit Citibank, Irzen Octa, yang diduga akibat dianiaya petugas debt collector yang disewa Citibank. Buntutnya, bank sentral mengatur perbankan harus melakukan penagihan sendiri.
Sebelumnya, dalam laporan keuangan bank yang dipublikasikan di website Bank Indonesia menyatakan, perolehan laba per Mei hanya sekitar Rp 478,004 miliar per Mei 2011. Jauh dari laba Rp 915,584 miliar per Mei 2010 lalu.
Dalam website itu juga dijelaskan per Mei 2011, pendapatan bunga bersih turun 6 persen menjadi Rp 1.227,643 triliun; pendapatan operasional turun juga sebesar 11,61 persen menjadi Rp 1,432 triliun. Beban operasional menanjak sebesar 12,68 persen menjadi Rp 2,252 triliun.
FEBRIANA FIRDAUS