TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Menteri Pertanian periode 2000-2004 Bungaran Saragih mengatakan Indonesia bisa mencapai swasembada jika konsumsi beras masyarakat diturunkan. Saat ini konsumsi beras mencapai 139 kilogram per kapita setiap tahunnya dengan pertumbuhan penduduk 1,4 persen per tahun.
"Konsumsi per kapita harus diturunkan secara gradual dan pasti untuk mencapai swasembada," kata Bungaran dalam Seminar Ketahanan Pangan di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin, 25 Juli 2011.
Dia melanjutkan, dengan pertumbuhan penduduk 1 persen saja berarti akan ada penambahan 2,4 juta orang. Ini akan membuat permintaan beras ikut meningkat dan diperlukan usaha keras pemerintah.
"Mau tidak mau harus menurunkan konsumsi beras kita per kapita. Soal penurunan ini bukan hanya urusan pertanian saja. Karena kalau hanya diserahkan pada Kementerian Pertanian, sama saja dengan jalan di tempat," ujarnya.
Berdasarkan hitungannya, jika konsumsi bisa diturunkan dari 139 kg menjadi 100 kilogram per kapita setiap tahun, berarti sudah mampu mengurangi konsumsi lebih dari 30 persen. Adapun persentase impor Indonesia tiap tahunnya tak lebih dari 5 persen, maka Indonesia berpotensi bisa mengekspor 25 persen hasil produksi berasnya. Pemerintah, kata dia, harus optimis bisa menurunkan konsumsi beras menjadi 60 kilogram per kapita setiap tahun dalam kurun waktu 20 tahun.
"Pada 2030 penduduk kita diperkirakan akan mencapai 300 juta orang dan akan terus bertambah. Swasembada bisa dicapai dengan menurunkan tingkat konsumsi beras," jelasnya.
Meskipun demikian, selain penurunan tingkat konsumsi beras, Bungaran juga meminta pemerintah melakukan upaya penggenjotan produksi. Upaya tersebut yaitu dengan menciptakan perluasan lahan sawah dan peningkatan produktivitas tanaman padi.
"Demand akan bertambah tiap tahun, setidaknya mengikuti pertambahan penduduk. Karena itu, supply harus ditambah," katanya. Untuk peningkatan produksi itu, lanjutnya, juga dibutuhkan lahan, air untuk irigasi, pupuk, benih, dan pestisida.
Menurut Ketua Yayasan Pertanian Mandiri Faisal Kasryno, dengan harga beras yang cenderung meningkat, maka kemampuan produksi padi dalam negeri diperkirakan sudah menurun. Penurunan ini akibat tingginya konversi lahan sawah.
"Ini perlu adanya moratorium pemberian HGU (Hak Guna Usaha) baru untuk pengembangan perkebunan besar swasta," katanya.
Dia juga meminta pemerintah mengembangkan sarana irigasi baru sekitar 2,5 juta hektare menjelang tahun 2020. "Potensi sumberdaya lahan dan air masih tersedia di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Jumlahnya sekitar 20 juta hektare," ungkapnya dalam kesempatan yang sama.
ROSALINA