TEMPO Interaktif, Nusa Dua - Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini tidak melihat kemungkinan bobble pada kredit otomotif. "Kami tidak melihat bubble, Sebab, pertumbuhan kredit otomotif mencapai 20-25 persen," kata Zulkifli di sela-sela Regional Entrepreneurship Summit di Nusa Dua, Bali, Ahad 24 Juli 2011.
Pertumbuhan itu dinilai baik dan masih berpotensi untuk berkembang ke depan. Menurut Zulkifli, apabila dibandingkan dengan Amerika, kredit di Indonesia hanya tumbuh sampai 10 persen setahun. Apalagi, kata dia gross domestic product (GDP) juga tumbuh 6-7 persen setahun.
Sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan kredit otomotif mulai mengkhawatirkan dan berpotensi bubble. Sebab, pertumbuhan kredit sektor ini dinilai terlalu cepat. Maka, bank sentral berencana mengatur uang muka kredit otomotif melalui bank.
Bank Indonesia menyatakan kredit otomotif mulai mengkhawatirkan dan berpotensi bubble. Karena itu, bank sentral berencana akan mengatur uang muka kredit otomotif melalui bank. Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A Sarwono menjelaskan, BI mulai mewaspadai pertumbuhan kredit otomotif. Indikasi potensi bubble ini menurut dia bisa dilihat dari volume sepeda motor di jalan raya.
"Dalam fase recovery, itu biasanya dua sektor yang cepat sekali pertumbuhannya, bisa berpotensi bubble. Antara lain otomotif dan properti. Otomotif saat ini sudah keliatan," ujar Hartadi saat ditemui di komplek Masjid Bank Indonesia, Jumat 22 Juli 2011.
Karena itu, Bank Indonesia melihat perlu diterapkan kebijakan makroprudensial. Dengan kebijakan ini nanti, diharapkan ada pergeseran kredit dari sektor yang berpotensi bubble ke sektor yang lebih membutuhkan. "Kita akan shifting (geser) dari (kredit) otomotif ini, sehingga kalau dilihat pertumbuhan kredit jangan semata-mata melihat agregat yang tinggi," ujar Hartadi.
Caranya, kata Hartadi, BI akan mengatur lewat kebijakan loan to value. Lewat kebijakan ini, Bank Indonesia akan meminta jumlah uang muka diperbesar. Dan porsi kredit untuk otomotif diperkecil. Saat ini, uang muka untuk kredit otomotif mencapai 10 persen, sehingga yang ditalangi oleh bank adalah sisa 90 persen. BI berencana akan memperbesar uang muka ini nanti. Tapi Hartadi belum bisa menyebut angka pastinya.
EKA UTAMI APRILIA