TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan Korea East West Power Co Ltd (KEWP) asal Korea Selatan berminat investasi pembangkit listrik di Indonesia. Menurut Lim Han Kyu Exekutive Vice President for Operations Power Business Division KEWP pihaknya ingin masuk di Indonesia. Menurutnya, di Korea sudah penuh, maka mereka ingin fokus di Indonesia karena mengklaim punya teknologi canggih. “Kami ingin investasi sebesar besarnya,” ujarnya pada wartawan di Hotel Sultan, Jakarta Rabu 6 Juli 2011 usai seminar dan pameran soal energi.
Lim menyatakan, pameran ini untuk berbagi teknologi yang dimiliki KEWP. Menurutnya, teknologi miliknya bisa menurunkan biaya di Indonesia. Walau belum berpengalaman di Indonesia, tapi Lim mengaku sudah punya banyak pengalaman di Korea. Saat ini KEWP bekerjasama dengan PLN untuk proyek perawatan pembangkit listrik di Tanjung Jati selama lima tahun.
Menurut Direktur Operasional Jawa Bali PT PLN Ngurah Adnyana, kerja sama itu dilakukan bersama anak perusahaan PLN, PJB Service dengan Komeco, anak perusahaan Kepco. “Itu kerja sama operasi dan pemeliharaan pembangkit dari Jepang, yang disewa PLN,” kata dia.
Ngurah menyatakan kerjasama PLN dengan Korea Selatan selama ini sudah terjalin. Ada beberapa tender yang diikuti oleh perusahaan Korea Selatan “Tapi ga menang,” kata Ngurah.Perusahaan Korea, kata dia, sudah mulai masuk tender ke pembangkit baru. Ada 1-2 pembangkit. Di Cirebon dan luar Jawa. “Kami tawarkan, tapi kalau mau masuk tetap harus bidding,” ujarnya.
Salah satu yang diikuti KEWP adalah lelang pembangunan pembangkit batu bara Kalsel II. KEWP menggandeng Adaro untuk ikut lelang ini.
Menurut Hwang Jin Yoon, General Manager Indonesia Officce KEWP, jika menang konsorsiumnya akan membangun pembangkit batu bara (coal fire) dengan kapasitas mencapai 2 x 100 Megawat. “Sekarang kami lolos dalam tahap prekualifikasi dengan empat konsorsium lainnya,” ujarnya.
Nilai investasinya mencapai US $ 400 juta. Pembagiannya KEWP sebesar 35 persen sedangkan sisanya Adaro sebesar 65 persen. “Kalau menang konstruksi mulai kuartal I 2012 dan akan dibangun selama 3 tahun,” jika sudah beroperasi, kebutuhan batubaranya sebesar 1 juta ton batubara.
NUR ROCHMI