TEMPO Interaktif, Canberra - Perdana Menteri Australia Julia Gillard mengatakan ia dan kabinetnya tengah bekerja keras untuk memulai kembali ekspor ternak hidup Australia ke Indonesia.
Ekspor ternak hidup masih dihentikan untuk sementara. Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan daftar tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki standar kesejahteraan hewan di sejumlah rumah potong.
Australia menangguhkan ekspor sapi bakalan ke Indonesia selama enam bulan sejak 8 Juni. Kebijakan itu diambil sebagai respons atas cara pemotongan di Indonesia yang dianggap tak memenuhi standar kesejahteraan hewan.
Gillard mengatakan ia tidak menginginkan penghentian ekspor ternak hidup lebih lama daripada yang diperlukan. Tapi, Gillard menginginkan adanya pemantauan lebih jelas.
"Kita harus memiliki standar yang baik di rumah potong hewan yang menjadi tujuan hewan dari Australia. Kita harus memiliki kemampuan memantau ke mana hewan dari Australia dikirim," katanya kepada ABC News, Senin, 27 Juni 2011.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Joe Ludwig menyatakan bahwa kompensasi Aus$ 3 juta atau sekitar Rp 27 miliar akan membantu pekerja di kawasan utara Australia yang terancam menganggur akibat penangguhan ekspor ternak.
Penghentian ekspor ternak memasuki minggu keempat dan dikhawatirkan berdampak terhadap ribuan lapangan kerja. Ludwig mengatakan bahwa ia dan Menlu Kevin Rudd terus mengusahakan agar ekspor ternak hidup dimulai lagi.
"Kami di pemerintahan, baik menteri luar negeri dan menteri perdagangan, berupaya keras agar dimungkinkan terjalinnya kembali ekspor ternak hidup. Dan Australia harus memastikan kesejahteraan hewan terjamin," ujar Ludwig.
Benua Kanguru mengekspor sedikitnya 500 ribu sapi per tahun ke Indonesia senilai Aus$ 320 juta (Rp 2,94 triliun). Nilai tersebut sebanyak 43 persen dari total perdagangan hewan hidup Australia ke seluruh dunia.
BOBBY CHANDRA | ABC NEWS