TEMPO Interaktif, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menargetkan penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi untuk marine sebanyak 300 kiloliter hingga akhir tahun ini. Target tersebut diharapkan menghasilkan nilai penjualan hingga Rp 95 miliar.
"Target ini akan ditopang dengan mengembagkan pasar BBM ke luar negeri," kata Mochamad Harun, Juru Bicara Pertamina di Jakarta, Jumat 24 Juni 2011.
Harun mengatakan pasar BBM luar negeri yang sudah disarar Pertamina adalah Singapura. Di Negeri Singa tersebut, Pertamina telah menyuplai BBM ke Kapal Pesiar Cruise Classic International Australia sejak awal tahun ini. "Kami berharap ekspansi pasar terus berkembang di luar negeri."
Pertamina mencatat penjualan BBM untuk marine sebanyak 225 ribu kiloliter pada 2010. Dari hasil penjualan tersebut, Pertamina berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 90 miliar. Dengan meningkatnya target penjualan menjadi 300 kiloliter, kenaikan tingkat penjualan ditargetkan mencapai 33,3 persen atau sekitar 75 ribu kiloliter.
Harun mengatakan Pertamina juga mengandalkan sejumlah pelabuhan lokal untuk mendorong pencapaian target. Salah satunya di Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan barang ekspor-impor yang terletak di Jakarta Utara ini diyakini akan membutuhkan banyak BBM karena tingginya aktivitas pelayaran.
"Jumlah kapal yang berlayar ke berbagai negara akan semakin tinggi, khususnya ke Eropa dan Afrika," ujarnya. "Ini peluang besar meningkatkan volume penjualan."
Ia mengatakan lembaganya telah membidik sejumlah pelabuhan ekspor impor di beberapa daerah. Hanya saja, ia tak membeberkan pelabuhan yang dimaksud. Langkah awal yang ditempuh adalah menggendeng PT Pelindo untuk menunjang perluasan pasar di pelabuhan lokal tersebut.
Ia menambahkan proses pembelian maupun distribusi BBM ke luar negeri maupun ke pelabuhan lokal akan dipantau secara ketat. Sistem E Serve yang digunakan Pertamina sejak tahun lalu dianggap sebagai upaya monitoring yang efektif. "Sistem ini memungkinkan pelanggan menerima Invoice dengan cepat dari Pertamina."
TRI SUHARMAN