TEMPO Interaktif, Jakarta - Meski pasar modern makin menjamur di sejumlah kota besar, toko tradisional dan pasar basah masih diminati masyarakat sebagai tempat membeli keperluan sehari-hari.
“Karena dari total pengeluaran masyarakat, setengahnya digunakan untuk membeli produk segar,” kata Febby Ramaun, Associate Director of Retailer Services Nielsen, di kantornya, Selasa, 21 Juni 2011.
Dia mengatakan masyarakat lebih memilih membeli produk segar di toko tradisional dan pasar basah ketimbang pasar modern, seperti supermarket, hypermarket, dan minimarket. Menurut data Nielsen, pada 2010, rata-rata 63 persen dari total responden masih memilih pasar basah untuk berbelanja produk segar, seperti ikan, daging, ataupun sayuran. Sisanya membeli di toko grosir ataupun pasar modern.
Jika produk segar mendominasi di pasar basah dan toko tradisional, menurut Febby, sebaliknya untuk produk perawatan pribadi dan susu bayi. Pembeli lebih tertarik membeli barang-barang itu di pasar modern.
Sebanyak 93 persen dari pembeli susu bayi mengatakan mereka lebih sering membeli produk itu di pasar modern. “Sementara, 88 persen memilih membeli produk perawatan pribadi di pasar modern ketimbang toko kelontong,” ujarnya.
Sementara itu, di toko tradisional, kebanyakan pembeli memilih komoditas pangan dasar, seperti kecap sebesar 60 persen dan kopi bubuk 58 persen. Untuk barang-barang yang cepat laku pada Januari-April tahun ini, peningkatan nilai pembeliannya mencapai 11 persen. Diperkirakan angka itu akan meningkat di kuartal kedua dan selanjutnya.
“Hingga di akhir tahun diperkirakan akan meningkat 12-15 persen,” katanya.
SUTJI DECILYA