TEMPO Interaktif, Jakarta - Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) menyambut baik rencana Australia yang akan mencabut penghentian sementara ekspor sapinya ke Indonesia. "Tentu jadi kabar positif dan menggembirakan. Itu yang kami harapkan," kata Direktur Eksekutif Apfindo Joni Liano kepada Tempo, Senin, 13 Juni 2011.
Joni mengatakan, jika dalam waktu dekat ini suspensi dicabut, maka industri feedlot atau usaha penggemukan ternak bisa melakukan impor sesuai rencana. Sebelum suspensi diberlakukan, seharusnya industri feedlot sudah mulai melakukan impor sapi bakalan dari Australia pada Juli sekitar 150 ribu ekor.
Impor pada Juli untuk memenuhi kebutuhan daging pada September-November atau puasa dan lebaran. Ini didapat dari perhitungan waktu untuk mengurus persyaratan dan administrasi impor selama kurang lebih sebulan, dan perjalanan menuju Indonesia membutuhkan waktu enam hari. Sedangkan penggemukan sapi selama 2-3 bulan.
"Tahun ini pemerintah menetapkan kuota impor sapi bakalan dari Australia 600 ribu ekor. Izin diberikan setiap tiga bulan sekali. Juli sudah masuk triwulan ketiga," kata Joni. Karena itu, sisa kuota impor 150 ribu ekor akan didatangkan pada September untuk memenuhi kebutuhan Natal dan Tahun Baru.
Pemerintah Australia kemungkinan mencabut penghentian sementara ekspor sapi hidupnya dalam dua-tiga minggu ke depan. Menurut Wakil Menetri Pertanian, sebuah tim dari Australia akan berkunjung dan mengevaluasi rumah pemotongan hewan untuk melihat langsung sistem penyembelihan terkait kesejahteraan hewan.
Terkait imbauan untuk meningkatkan penyerapan sapi lokal agar harga di peternak naik, Joni tetap mengusahakan industri feedlot menyerap sapi dari peternak. "Lagipula kami memang menyerap sapi lokal 10-20 persen. Ini ditegaskan oleh surat edaran Dirjen Peternakan pada Oktober 2010 tentang penyerapan sapi lokal minimal 10 persen," ujarnya.
Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia Teguh Boediyana mengatakan, sejak suspensi sapi Australia berlaku, harga sapi lokal di tingkat peternak meningkat. Dia meminta suspensi tak dicabut dalam waktu dekat agar tak terjadi distorsi harga sapi lokal. "Rendahnya harga sapi lokal sebelumnya karena kebijakan impor pemerintah tak punya konsep jelas. Harusnya impor hanya mengisi kekurangan," ujarnya.
ROSALINA