TEMPO Interaktif, Jakarta - Hasil survei perusahaan riset pemasaran The Nielsen Company menyebutkan para pengusaha di Indonesia kurang melirik produk perawatan pria. "Hal itu terlihat dari kecilnya porsi jumlah merk produk khusus untuk perawatan pria dibanding wanita," kata Hellen Katherina, Associate Director of Homepanel Service The Nielsen di Jakarta, Selasa 23 Mei 2011.
Nielsen mencatat dari 280 merk sabun pembersih wajah, hanya 39 merk khusus untuk pria. Begitupula dengan 233 merk deodoran, 95 merk untuk pria. Sedangkan 311 merk shampo, terdapat 4 untuk pria serta 628 merk sabun cair, 26 merk untuk pria.
Kecilnya produk perawatan pria diikuti dengan minimnya jumlah biaya iklan produk. Dari total iklan produk perawatan, hanya 25 persen khusus untuk pria. Meski begitu, terjadi peningkatan biaya iklan untuk produk pria dua tahun terakhir, yakni pada 2009 sebesar Rp 323 miliar, sedangkan 2010 naik menjadi Rp 405 miliar. "Tapi masih tetap kecil," ucapnya.
Hellen mengatakan minimnya produk perawatan pria dipicu oleh sasaran bisnis pengusaha yang masih dominan fokus pada produk perawatan wanita. Padahal, peningkatan pembelian produk pria pada lima kota besar di Indonesia terus mengalami peningkatan. Seperti di Jakarta, pertumbuhan pembelian produk pria dari 2009-2010 meningkat 55 persen, Bandung sebanyak 63 persen, Surabaya 66 persen, Semarang 63 persen, serta Medan 59 persen.
Peningkatan pembelian produk pria itu, disebabkan oleh adanya keinginan besar pria tampak lebih menarik. Bahkan cenderung menghampiri keinginan wanita tampil menarik. "Keinginan pria untuk kelihatan modis hanya kurang 2 persen dibanding wanita," katanya.
Ia memperkirakan pembelian produk perawatan pria akan terus meningkat dari tahun ketahun. Olehnya itu, ia menganggap bahwa produk perawatan pria adalah bisnis yang cukup cemerlang di masa mendatang. "Para pebisnis harus memanfaatkan hal ini," ucapnya.
TRI SUHARMAN