Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Produksi Ikan Jepang Turun, Importir Cari Sumber Lain  

image-gnews
REUTERS/Sukree Sukplang
REUTERS/Sukree Sukplang
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (Apiki) menyatakan, akibat produksi ikan Jepang yang menurun sejak bocornya tenaga nuklir Maret lalu, banyak pengusaha mengalihkan sumber impor ikannya ke Cina.

"Banyak importir Indonesia yang mengalihkan pesanan ke Cina karena tak mau ambil risiko. Umumnya impor ikan makarel untuk dikalengkan," kata Ketua Umum Apiki Hendri Sutandinata di Jakarta, Senin, 23 Mei 2011.

Berkurangnya produksi ikan Jepang hingga 30 persen menyebabkan importir kekurangan pasokan bahan baku. Rata-rata kebutuhan tiap importir sekitar 1.000 ton per bulan. Tapi saat ini hanya bisa dipenuhi sekitar 500 ton.

"Karena itulah terpaksa kami mencari sumber dari negara lain seperti dari cina," ujarnya. Namun di sisi lain, akibat pengalihan sumber impor tersebut, harga ikan impor Cina jadi melambung tinggi, naik 30 persen.

Harga saat ini rata-rata mencapai US$ 1.200 per metrik ton, dari sebelumnya US$ 800 per metrkc ton. Pengusaha Indonesia banyak mengimpor ikan lemuru sebagai bahan baku pengalengan ikannya.

"Kalau untuk pengalengan, banyak impor ikan sarden dan lemuru. Karena sudah setahun ini tangkapan lokal di Selat Bali kosong. Untuk lemuru sekitar 95 persen kami impor," ujar Hendri.

Akibat harga impor ikan meningkat, menurut hendri, otomatis harga jual ikan kaleng di dalam negeri rata-rata ikut naik 10-15 persen.

Sementara itu, salah satu perusahaan pengalengan ikan, PT Bali Maya Permai juga mengaku kesulitan memasok kebutuhan ikan untuk bahan bakunya. "Karena pasokan bahan baku lokal tidak ada, terpaksa kami tutup dengan impor," kata Purchasing Manager PT Bali Maya Permai Oktavianus Yahyaputra.

Perusahaan itu mengimpor sarden dan Thailand. Untuk sarden, impor berasal dari Cina dan India, sedangkan makarel dipasok dari Jepang dan Thailand. "Sebenarnya impor karena terpaksa. Biaya impor tergolong mahal," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Oktavianus menyebutkan, untuk impor sarden harga yang harus dibayarkan US$ 700 per metrik ton. Sedangkan untuk impor makarel harganya US$ 900 per metrik ton. Rata-rata PT Bali Maya Permai mengimpor 20 kontainer sarden dan 5 kontainer makarel.

"Untuk sarden satu kontainer masing-masing isinya 28 ton. Untuk makarel satu kontainer masing-masing berisi 25 ton. Jumlah ini masih kurang dari kebutuhan, sementara kami tidak bisa penuhi semua," ujar Oktavianus.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Victor Nikijuluw mengatakan, kebutuhan pasar dunia yang dipasok dari Jepang menurun 20-25 persen sejak bencana tsunami yang menghancurkan cold storage di beberapa provinsi penghasil ikannya.

Akibatnya, kata Victor, Jepang merelokasi industri pengolahan ikannya ke tiga negara yakni Vietnam, Cina, dan Thailand. Produksi ikan tangkap Jepang menurun 11 persen. Sedangkan ikan budidaya merosot hingga 17 persen.

Victor menyebutkan, Indonesia tak banyak mengimpor ikan dari Jepang. Sebab, ikan impor dari Jepang lebih banyak dikonsumsi untuk restoran dan hotel serta sebagai bahan baku industri pengalengan.

"Indonesia lebih banyak ekspor. Di antaranya ke Amerika sebesar 30 persen, sisanya ke Eropa dan berbagai negara termasuk Jepang. Nilai ekspor ikan Indonesia keseluruhan mencapai US$ 500 juta.

ROSALINA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

9 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait pemberian tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 untuk aparatur sipil negara (ASN) di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. Pemerintah menganggarkan  sebesar Rp48,7 triliun untuk pembayaran THR dan Rp50,8 triliun untuk gaji ke-13 ASN pada 2024 atau total tersebut naik Rp18 triliun dibandingkan anggaran pada 2023. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.


Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

9 hari lalu

Permintaan Ikan Meningkat Selama Ramadan dan Lebaran, KKP: Harganya Terjangkau dan Stabil
Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.


KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

9 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

10 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

10 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

23 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.


Produksi Garam Nasional Lampaui Target

29 hari lalu

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,


KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

32 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono bersama (kiri-kanan) Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Hubungan Luar Negeri Edy Putra Irawady, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo dan Staf Khusus Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Wahyu Muryadi memberikan keterangan kepada wartawan terkait Pengelolaan Hasil Sedimentasi di Laut di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Rabu, 31 Mei 2023. Tempo/Tony Hartawan
KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.


Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

38 hari lalu

Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida secara resmi membuka KTT Peringatan 50 Tahun Kemitraan ASEAN-Jepang di Tokyo, Minggu (17/12).
Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.


Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

52 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 14 November 2023. Rapat tersebut membahas evaluasi dan monitoring pelaksanaan anggaran tahun 2023, membahas rencana program dan kegiatan tahun 2024, serta isu-isu aktual lainnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

Nilai investasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia pada 2023 mencapai Rp 9,56 triliun. Cina menjadi investor asing terbesar Indonesia.