TEMPO Interaktif, Arab Saudi - Perekonomian Arab Saudi diperkirakan akan meningkat 5,3 persen tahun ini. Perkiraan itu meningkat dari tahun lalu yang hanya 3,8 persen. Sedangkan untuk tahun 2012 perekonomian diperkirakan tumbuh 4,2 persen.
Bank Umum Nasional Arab dalam siaran persnya mengatakan perkiraan ekonomi ini bisa tercapai karena didukung oleh harga minyak yang tinggi serta pengeluaran pemerintah lebih ditujukan untuk perekonomian dunia arab. Untuk tahun ini, pengeluaran minyak 6,2 persen, sehingga rata-rata 8,8 juta barel per hari.
Sedangkan dorongan ekonomi pada kebijakan pemerintah Arab terlihat saat demonstran memprotes kesempatan kerja pada Maret lalu. Pemerintah menggelontorkan dana untuk perumahan sebesar US$ 67 miliar serta keamanan terhadap kelompok militer dan agama
US$ 36 miliar. Kebijakan kerajaan Arab pada kuartal pertama ini diperkirakan akan memberikan stimulus yang menguntungkan pada sektor non-minyak.
Bank juga memperkirakan harga minyak yang lebih tinggi membuat Arab akan mencatat surplus anggaran sebesar 628 juta riyal atau US$ 168 juta. Namun untuk mencapai hal itu, pendapatan minyak tahun ini diharapkan sebesar 828,2 miliar riyal.
Adapun Departemen Keuangan memperkirakan anggaran akan memiliki defisit sebesar 40 miliar riyal pada 20 Desember mendatang. Saat itu, total belanja diperkirakan sebesar 580 miliar riyal.
Sehingga, kata Keuangan, titik impas harga minyak yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan anggaran tahun ini akan meningkat menjadi US$ 84 per barel. Angka tersebut meningkat dari US$ 65 per barel tahun lalu. Dilain pihak, harga minyak telah meningkat 8,8 persen tahun ini. Minyak mentah untuk pengiriman Juni naik 68 sen menjadi $ 99,65 per barel pada 13 Mei.
BLOOMBERG VIA GOOGLE NEWS | TRI SUHARMAN