Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan, kucuran dana tersebut akan digunakan untuk pembiayaan program dukungan penyediaan pangan nasional mencakup beras, jagung, kedelai, gula, dan daging secara berkelanjutan. Program ini bernama Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K).
Mustafa menjelaskan, dana yang disediakan berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR), program kemitraan dan bina lingkungan BUMN, serta Kredit Usaha Rakyat (KUR). "Untuk musim tanam tahun ini Kementerian BUMN akan menyediakan Rp 1,3-1,5 triliun," ujarnya di Jakarta, Senin 9 Mei 2011.
Program dukungan itu untuk membantu percepatan pencapaian target swasembada bagi lima komoditas, yakni beras, jagung, kedelai, gula, dan daging. Untuk peningkatan produksi beras, BUMN ikut andil dalam produksi 3,725 juta ton dari target pemerintah 70,6 juta gabah kering giling tahun ini.
Peningkatan produktivitas lahan tanaman pangan menjadi fokus utama untuk peningkatan produksinya. Seperti padi, produktivitasnya ditingkatkan dari saat ini 4,5-5,6 ton per hektare menjadi 5,5-7,5 ton per hektare. Begitu juga jagung ditargetkan naik dari 4 ton per hektare menjadi 6 ton per hektare.
Terkait lahan, Kementerian BUMN akan memanfaatkan 500 ribu hektare sawah petani untuk lahan padi sawah dan 75 ribu hektare untuk lahan kering padi gogo. Sedangkan jagung dan kedelai akan menggunakan lahan masing-masing seluas 250 ribu hektare dan 50 ribu hektare.
Untuk produksi jagung, BUMN berperan membantu produksi 1,5 juta ton dari target produksi nasional 22 juta ton, kedelai memproduksi 60 ribu ton dari target 1,56 juta ton, dan gula 1,71 juta ton dari target 3,13 juta ton pada tahun ini. Untuk indukan sapi, kontribusi perusahaan BUMN mencapai 3 ribu ekor dari target 1 juta ekor.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, jika rencana program dukungan dari perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut dapat terpenuhi, maka diyakini nantinya Indonesia tak perlu lagi melakukan impor komoditas pangan.
Pemerintah menargetkan pencapaian produksi beras mencapai 70,6 juta ton untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras nasional. Namun, kata Sutarto, mengacu pada Angka Ramalan I-2011 dengan perkiraan pertumbuhan padi 1,35 persen, maka produksi gabah kering diproyeksikan hanya tercapai 66,4 juta ton.
"Kalau dari rencana program ada tambahan 3,725 juta ton, realisasinya dapat mendekati angka 70,6 juta ton gabah kering giling. Dijamin kita tidak perlu impor," ujar Sutarto dalam kesempatan yang sama.
Sejumlah BUMN yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program tersebut antara lain PT Pertani, dan PT Sang Hyang Seri yang bertugas menyediakan benih unggul, PT Pupuk Sriwidjaja untuk menyediakan pupuk, dan Perum Jasa Tirta I dan II untuk pengairan.
BUMN lain yang melaksanakan program penguatan ketahanan pangan adalah Perum Perhutani, PT Inhutani, dan PT Perkebunan Nusantara untuk penyediaan lahan, PT Berdikari untuk produksi jagung dan pakan ternak, dan Perum Bulog untuk pengelolaan hasil produksi.
ROSALINA