Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka turun dari 7,14 persen pada Agustus 2010 menjadi 6,8 persen pada Februari 2011. Pada Februari, jumlah pengangguran terbuka mencapai 8,12 juta orang.
Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, menyebutkan sejak Februari tahun lalu hampir semua sektor mengalami kenaikan jumlah pekerja. Penurunan justru terjadi pada sektor pertanian yang turun sebesar 360 ribu orang setara 0,84 persen dan sektor transportasi turun 240 ribu orang setara 4,12 persen.
Menurut pandangan Rusman, untuk masa mendatang kecenderungan jumlah angkatan kerja akan terus meningkat. Hal ini dipicu adanya fase baby booming di tahun 70-an. Pada tahun itu, ada kecenderungan keluarga memiliki anak yang banyak menyebabkan menumpuknya angkatan kerja. “Ini menjadi bonus demografi sehingga yang masuk angatan kerja akan lebih tinggi tingkat ketergantungannya,” ujarnya.
Selain itu, peningkatan angkatan kerja juga terjadi karena angka harapan hidup menjadi lebih baik sehingga orang berumur 60-an tidak menjadi pensiunan. Kedua hal ini menurut Rusman akan menyebabkan berkurangnya kesempatan kerja. “Kalau secara ekonomi tidak lagi memadai akhirnya tenaga produktif yang terserap di dunia kerja akan terus berebutan,” katanya.
Untuk mengatasi keterbatasan lapangan kerja ini, Rusman menyarankan pemerintah memperkuat dunia usaha. Hal ini akan memberi kesempatan kerja yang lebih luas pada masyarakat. “Kalau ekonominya tidak meningkat, angka pengangguran akan terus meningkat,” ujarnya.
Meski begitu, dia mengakui kondisi saat ini masih terkendali karena ditopang keadaan ekonomi yang tumbuh 6,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
IRA GUSLINA