TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengarahkan calon investor dari Cina untuk berinvestasi pengolahan hasil tambang.
"Misalnya pengolahan bauksit menjadi alumina di Kalimantan Barat," kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis, pada pesan pendek, Senin 2 Mei 2011.
Selain itu, BKPM juga meminta Cina investasi pengolahan nikel di Sulawesi Tenggara.
Selama ini, investasi dari Cina memang relatif masih sedikit jika dibanding investor asal Singapura, Inggris, Jepang dan Amerika Serikat. Nilai investasi Cina sebesar US$ 173 juta setahun. Pada triwulan I 2011, realisasi invetsasi Cina hanya US$ 28,4 juta.
Namun, Perdana Menteri Cina, Wen Jiabao berjanji akan memperluas kerja sama investasi dengan Indonesia. Pemerintah Cina akan berupaya menarik banyak investor negerinya agar ikut membangun keenam koridor ekonomi di Indonesia, salah satunya di Papua. Pemerintah Cina juga ingin lebih terlibat dalam pembangunan infrastruktur Indonesia, seperti jalan, jembatan, dan komunikasi.
Investasi dari Cina akan lebih mudah dengan adanya kesepakatan penyaluran pinjaman dari Bank of China dan Industrial and Commercial Bank of Chiina (ICBC) sebesar US$ 8 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai perusahaan yang akan berinvestasi di Indonesia.
Dengan demikian, dalam waktu beberapa tahun
ke depan BKPM berharap akan terjadi pergeseran sektor industri dari investor asal Cina. "Sehingga akan fokus di sektor industri atau manufakturing dan pembangunan infrastruktur," kata Azhar.
Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dedi Mulyadi mengatakan, perusahaan Cina yang sudah terlibat pada proyek pengolahan bauksit adalah Hangzhou Jinjiang Group (HJG). Perusahaan tersebut bekerjasama dengan PT Antam untuk menggarap proyek Smelter Grade Alumina (SGA) berkapasitas 1,2 juta ton setahun di kawasan industri Mempawah, Kalimantan Barat. Kebutuhan investasi untuk membangun SGA sekitar US$ 1 miliar.
Saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap studi kelayakan. Namun, terkendala pembebasan lahan. "Tapi, mudah-mudahan tahun depan sudah mulai pembangunan konstruksi,” ujarnya. jika sudah berjalan baik, kapasitas pengolahan alumina bisa ditingkatkan hingga 2 juta ton setahun.
EKA UTAMI APRILIA