Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah berjangka untuk pengiriman Juni diperdagangkan di level US$ 112,64 per barel, naik US$ 0,35 pada sesi elektronik Globex. Pada bulan yang sama minyak mentah Brent di ICE Futures exchange London naik US$ 0,23 menjadi $ 124,22 per barel.
Walaupun volumenya tipis terkugat dengan banyak pasar keuangan daerah yang tersisa ditutup untuk liburan Paskah, tetapi pelaku pasar menganggap pertemuan Federal Komite Pasar Terbuka Amerika Serikat yang dimulai Selasa itu akan terus mendukung kenaikan harga minyak.
Nilai tukar euro berada di US$ 1,4568 naik dibanding US$ 1,4558 Jumat pekan lalu di New York.
Ritterbusch & Associates dalam sebuah catatan kepada kliennya mengatakan risiko terjadi selama beberapa sesi terakhir. Risiko terjadi di tengah-tengah melemahnya substansial dalam dolar AS serta kuat bergerak ke atas di pasar saham. Keduanya sedang dipengaruhi oleh asumsi bahwa Fed akan mempertahankan upaya menuju pelonggaran moneter.
Beberapa investor berharap pejabat Fed memberi sinyal pada Rabu mendatang, bahwa mereka bisa mengakhiri strategi bank sentral membeli obligasi US Treasury senilai US$ 600 miliar, untuk memacu perekonomian pada pada awal Juni
The Fed sedang memikirkan kapan dan bagaimana memulai menghimpun pinjaman untuk menguatkan perekonomian setelah krisis keuangan global. Namun, analis dan pedagang mengatakan bahwa pengetatan kredit masih terlihat setidaknya beberapa bulan kedepan. Jika tidak terjadi demikian, bisa memakan waktu cukup lama akan terlihat.
"Ekonomi AS pasti akan pulih, tapi ada keraguan tentang itu," kata seorang trader di Hyundai Oilbank. Karena itu, dolar akan tetap lemah dan harga minyak akan tetap pada tingkat tinggi."
DOW JONES | TRI SUHARMAN