Kebijakan ini sesuai harapan dari para ekonom, karena perubahan suku bunga sudah sangat terbatas setelah serangkaian kenaikan suku bunga yang terjadi sebelumnya. Terakhir RBA menaikkan suku bunganya bulan November tahun lalu.
Dalam pernyataannya, bank sentral Australia mengatakan, dewan menilai bahwa sikap agak membatasi kenaikan ini sangat wajar karena melihat prospek makroekonomi.
Terus naiknya harga energi akan menjadi momok inflasi yang semakin mengkhawatirkan. Bank sentral menegaskan bahwa investasi sektor swasta akan menghadapi kenaikan harga komoditas. “Disektor rumah tangga terjadi sebaliknya, ada kecenderungan kehati – hatian dalam pengeluaran dan pinjaman, pertumbuhan tabungan justru meningkat dibandingkan penghasilan,” papar pejabat RBA.
Para ekonom menilai bahwa pernyataan bank sentral kali ini tidak banyak berbeda dari komentarnya bulan lalu.
“Pernyataan kali bank sentral masih sangat konsisten dari komentar sebelumnya,” ujar salah seoerang analis dari TD Securities. Disini tidak ada pernyataan yang mengindikasikan perubahan dalam waktu dekat.
Ekonom dari UBS menilai bahwa pernyataan bank sentral 83 persen indentik dengan komentar sebelumnya. RBA hanya menambahkan setelah bencana banjir baru – baru ini, produksinya batubara ditambang yang dilanda banjir kemarin butuh waktu yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Terapresiasinya dolar Australia terhadap mata uang utama dunia adalah salah satu faktor penyeimbang kenaikan harga utilitas.
Dolar Australia siang ini ditransaksikan di level US$ 1,0337, turun 0,0034 (0,37 persen) dari posisi kemarin. Pelemahan dolar Australia jugu dipicu oleh defisitnya neraca perdagangan di bulan Februari lalu.
MARKETWATCH/ VIVA B. KUSNANDAR