"Kalau kita terus tergantung pada makan beras, maka inflasi tidak akan bisa dicegah dan nilai tukar rupiah kita akan terus melemah," ujarnya , hari ini.
Program diversifikasi perlu dikembangkan agar tak lagi tergantung pada impor beras. Sebab, produktivitas tanaman padi semakin rendah, akibat banyaknya pengubahan lahan pertanian, dan sistem irigasi yang banyak tak berfungsi.
"Impor beras kita sekarang masih banyak, itu berarti ketergantungan kita tinggi. Ditambah beberapa bahan pangan kita juga impor seperti kedelai yang 85 persen masih impor. Pola pangan daerah harus dikembangkan," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah harus menjamin distribusi pangan di beberapa daerah sebelum pola diversifikasi diterapkan. Dia juga meminta pemerintah kembali melaksanakan pola transmigrasi sehingga perkembangan pangan daerah akan merata. "Pola ekonomi juga harus diubah, karena 65 persen uang beredar itu ada di Jakarta."
Masyarakat dan petani, kata Aviliani, juga perlu mengetahui harga-harga pangan terbaru setiap hari agar terhindar dari permainan harga oleh pedagang maupun swasta. "Jadi pasar tidak seenaknya jual barang dengan harga mahal karena masyarakat tahu harga. Sekarang ini posisi konsumen masih lemah," katanya.
Pemerintah perlu membenahi sektor pertanian sebab jika saja sektor pertanian menjadi lahan pekerjaan yang menghasilkan pendapatan baik, maka diperkirakan 40 persen masyarakat Indonesia yang berada di kategori kelas bawah bisa naik menjadi kategori kelas menengah.
ROSALINA