TEMPO Interaktif, Jambi - Produksi minyak bumi di Jambi cenderung turun. Berdasarkan data Kantor Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jambi, produksi minyak bumi atau lifting di Jambi hanya sebesar 6.588 juta barel, jauh lebih kecil dari produksi tahun 2005 yang mencapai 9.265 juta barel.
"Penurunan produksi minyak bumi tersebut, antara lain disebabkan sebagian besar sumur minyak sudah tua dan tidak berproduksi lagi," kata Irmansyah Rahman, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jambi, (Rabu (16/3).
Jambi memiliki 565 sumur minyak, 262 sumur di antaranya masih berproduksi. Sumur lainnya merupakan sumur tua dan sumur eksplorasi. Sumur-sumur tua umumnya telah berproduksi sebelum tahun 1970. Sumur-sumur tua, produksinya tetap dipertahankan dengan menggunakan teknologi pemompaan terbaru.
Tercatat lima perusahaan sedang melakukan eksplorasi, diantaranya digarap perusahaan Sinoc, Tranhil, Medvo Energi, dan Sereraya. Sebagian eksplorasi menghasilkan tujuh sumur baru di kawasan Kenali Asam Kota Jambi, Sungaigelam, Kabupaten Muarojambi dan di Batanghari.
Menurut Irmansyah, secara keseluruhan jumlah cadangan minyak bumi di Jambi masih banyak, sekitar 395,445 juta barrel. Namun kandungan tidak bisa maksimal karena sebagian berada dalam sumur-sumur tua.
Saat ini terdapat lima operator yang melakukan eksploitasi minyak bumi di Jambi, meliputi PT Pertamina UBEP, Petrochina International Jabung Ltd, PT Pearl Oil Tungkal Ltd, Petrochina International Bangko Ltd, dan Conoco Philips South Jambi Ltd.
SYAIPUL BAKHORI