Saat ini komposisi pendapatan non-aeronautika perusahaan lebih kecil dibandingkan pendapatan dari sektor aeronautika, atau hanya 20 persen dari total pendapatan. Pada 2020, perusahaan menargetkan pendapatan non-aeronautika meningkat hingga 60 persen dari total pendapatan.
"Tahun lalu prognosa pendapatan non-aeronautika sekitar Rp 533 miliar dibandingkan total pendapatan sekitar Rp 2,4 triliun. Tahun ini target pendapatan non-aeronautika sekitar Rp 620 miliar dari target total pendapatan sekitar Rp 2,6 triliun," ujar Robert.
Rencananya, anak perusahaan yang akan dibentuk itu bergerak di berbagai bidang, seperti perhotelan, properti, kargo dan logistik, bahan bakar, dan reklame. Pembentukan anak usaha akan dilakukan melalui metode pemisahan perusahaan (spin-off) yang ditargetkan beroperasi di 13 bandara yang dikelola Angkasa Pura I.
Tahun ini Angkasa Pura I memprioritaskan pembentukan anak perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan properti terlebih dahulu. "Saat ini kami memiliki sejumlah lahan yang bisa dikomersilkan. Totalnya di seluruh bandara yang kami kelola sekitar 121,5 hektare," tutur Robert.
Angkasa Pura I merupakan BUMN di bidang pengelolaan bandara, selain Angkasa Pura II. Saat ini Angkasa Pura I mengelola 13 bandara di kawasan tengah dan timur Indonesia. Berdasarkan data perusahaan, prognosa laba setelah pajak perusahaan pada 2010 mencapai Rp 414,7 miliar dan total pendapatan Rp 2,446 triliun.
Pada 2011 perusahaan memfokuskan investasi bagi pengembangan bandara untuk peningkatan kapasitas. Dalam anggaran 2011, perusahaan mengalokasikan sekitar 62 persen dari total nilai investasi sebesar Rp 2,6 triliun bagi pengembangan yang sifatnya non rutin.
EVANA DEWI