Rencananya, pemerintah Singapura akan mendapatkan pasokan air bersih dan energi dari kawasan Batam, Bintan dan Karimun. Sebagai gantinya, Singapura akan membantu pengembangan wilayah yang masih terkendala masalah infrastruktur itu.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa membenarkan kendala infrastruktur ini. Karena itu, Hatta meminta pembangunan infrastruktur sebagai pekerjaan rumah yang akan diatasi kedua negara. Sayangnya belum tercetus komitmen pembiayaan dari kedua belah pihak. "Belum disebutkan masalah pembiayaan," kata Hatta di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, hari ini.
Hatta mengatakan, meski pengembangan infrastruktur masih dalam tahap kajian namun progres yang baik sudah terlaksana pada sektor lain. "Banyak improvement didapat." Dia menyebut beberapa hambatan terkait perdagangan seperti masalah kepabeanan, master list, dan pelabuhan, sudah bisa diatasi.
Pengembangan kawasan Batam, Bintan dan Karimun, ujar Hatta, telah menjadi komitmen antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan pemerintah Singapura sejak 2006. Keberhasilan pengembangan kawasan itu akan menjadi target penting bagi kedua negara. "Harus jadi success story (cerita sukses)."
Kedua negara juga mengembangkan investasi dan perdagangan. Pada komoditas buah dan sayuran misalnya, Hatta mengatakan pemerintah Singapura telah membuka pintu bagi ekspor Indonesia. Ditargetkan ada pertumbuhan ekspor pada komoditas ini hingga 20 persen.
Di sektor investasi, Indonesia menargetkan pertumbuhan foreign direct investment (FDI) hingga 50 persen pada tahun ini. "Pertumbuhan investasi akan meningkat cukup tajam. Bisa minimum angka 50-an persen."
Singapura juga menyatakan tertarik mengembangkan wisata pesiar menuju Bali dengan titik singgah di Pulau Batam. Harapannya membuka rute wisata ini bisa mempercepat perkembangan industri wisata di wilayah timur Indonesia. "Dari Bali bisa dilanjutkan ke lokasi wisata lain di wilayah timur."
Pertemuan antar menteri ekonomi kedua negara diadakan hari ini Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta. Pertemuan selanjutnya akan rutin dilakukan setiap tiga bulan.
ANTON WILLIAM