Pengamatan Tempo di Pasar Bengkong, ibu rumah tangga terpaksa membeli cabai kering. "Beli cabai kering ajelah," ujar Nurhayati, 35 di pasar Bengkong Harapan kepada Tempo , Selasa ( 4/01/2011 ).
Ia membeli cabai kering guna memenuhi kebutuhan lauk-pauk sehari-hari, sebab keluarganya biasa dengan makanan pedas. " Hambar kalu tak ade cabai tu," katanya dengan logat Melayu.
Harga cabai kering pun naik dari biasanya hanya Rp.1.500/ons naik menjadi Rp. 3.500/ons. Namun harga cabai merah tetap bertengger di harga Rp. 110.000 per kg.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam, Drs. Ahmad Hijazi mengatakan, masalah cabai merah ini adalah masalah nasional. Artinya antara supply dan demand tidak seimbang. Selain itu pola konsumsi masyarakat di Batam ingin cabai merah, bukan cabai kering. Masyarakat Malaysia dan Singapura justru sebaliknya, terbiasa dengan cabai kering.
Hijazi mengatakan, sangat sulit mencegah kenaikan cabai tersebut bila ketersediaan barang dan permintaan tidak seimbang. Kenaikan harga cabai merah ini pernah terjadi empat bulan lalu dari harga normal senilai Rp. 25.000/kg naik menjadi Rp. 52.000 per kilogram, kemudian turun lagi.
Kini kenaikan itu gila-gilaan. Hijazi tidak berandai-andai soal adanya cabai yang diekspor oleh pemasok cabai di Batam ke SIngapura atau ke Malaysia. Yang jelas, kata Hijazi, kelangkaan ini akibat kurangnya pasokan dari petani.
RUMBADI DALLE