TEMPO Interaktif, Jakarta -Wakil Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Rachmat Pambudy mengatakan pemerintah harus melakukan kerja ekstra untuk menggenjot peningkatan produksi beras tahun ini. Jika pemerintah tak segera melakukan penangan, bukan tak mungkin produksi beras dalam negeri akan berkurang.
Dia memprediksi produksi akan berkurang 5 persen tahun ini dengan acuan produksi Gabah Kering Giling pada 2009 sebanyak 63 juta ton. "Yang kita alami sekarang ini kesulitan akibat iklim yang tidak menentu," katanya saat dihubungi Tempo, Senin (3/1).
Pemerintah juga harus menjamin ketersediaan dan distribusi benih padi yang tahan dengan jenis iklim suatu wilayah. "Langkah pemerintah harus terlaksana secara sistematis, terintegrasi, dan holistik. Pokoknya harus mencakup sistem perberasan dari hulu ke hilir," katanya.
Upaya irigasi juga perlu diperhatikan. Bahkan, Rachmat meminta pemerintah melakukan pengerukan terhadap waduk-waduk irigasi untuk mengantisipasi musim kering nanti. "Biar pas musim hujan, waduk bisa untuk menampung air, dan pas musim kering bisa dipakai untuk pengairan," katanya.
Penurunan produksi sebesar 5 persen walaupun kecil namun memiliki dampak absolut yang besar. Tentunya, bisa membuat harga beras melonjak. Rachmat memprediksi harga beras tahun ini bisa mencapai Rp 8.000 dengan asumsi penurunan produksi sebesar 5 persen tersebut.
ROSALINA