Sinopec, grup perusahaan minyak dan gas Cina telah memperluas jangkauan globalnya tahun ini dengan menandatangani kesepakatan dengan Petrobras (Brasil), Statoil (Norwegia) dan Sonagol (Angola).
Kesepakatan terbaru ini akan memberikan akses kepada perusahaan penyulingan terbesar di Asia ini untuk pengembangkan proyek gas alam Gendalo-Gehen di Kalimantan Timur, Indonesia.
Sinopec, mengatakan perjanjian kerja sama dengan perusahaan minyak AS ini terjadi pada 30 November lalu. Namun masih menunggu persetujuan dari regulator dari Cina dan Indonesia.
Perusahaan Holding Cina ini mengatakan: Indonesia merupakan target strategis yang penting bagi Sinopec, yang merupakan negara pemasok gas alam cair yang stabil memeuhi kebutuhan gas Cina.
Kesepakatan dengan Indonesia ini menandai terjunnya Sinopec dalam proyek pengembangan bawah laut dalam satu tahun terakhir, dimana perusaaan minyak milik negara Cina secara agresif mengejar aset di luar negeri.
Pada bulan Oktober kemarin Sinopec juga sepakat untuk menginvestasikan US$ 7,1 miliar proyek lepas pantai milik Repsol di Brasil.
Sinopec berinvestasi ditiga blok yang merupakan bagian dari proyek Gendalo-Gehem milik Cevron dikedalaman 6 ribu kaki (1.800 m) dibawah permukaan air.
Blok ini telah menghasilkan 28 juta barel minyak dan 168.000 miliar kaki kubik (4.757 miliar meter kubik) gas alam hingga akhir tahun 2009. Gas yang dihasilkan ini akan digunakan memenuhi kebutuhan domestik konservasi minyak ke gas alam cair dan juga untuk keperluan ekspor.
Maksimum produksi hariannya akan mencapai 1,1 miliar kaki kubik gas alam dan 31 ribu barel kondensat.
Cevron memiliki 80 persen dalam proyek ini, sedangkan 20 persen lainnya dipegang oleh perusahaan minyak Italia Eni dan Pertamina.
George Kirkland, Wakil ketua Cevron mengatakan dengan selesainya proyek ini akan memperkuat portofolio proyek gas regional kami, dan meningkatkan posisi kami sebagai pemasok utama gas alam dan LNG di kawasan Asia pasifik.
Cevron juga mengoperasikan menguasai separuh di ladang Gorgon, proyek gas alam di Australia dengan kandungan sebesar 40.000 miliar kaki kubik.
Gas yang ada di ladang Gorgon ini dianggap cukup signifikan secara global yang akan bisa memenuhi kebutuhan energi untuk jangka panjang ditengah pesatnya ekonomi terutama Cina, India, Jepang serta Korea Selatan.
FT.COM VIA YAHOO FINANCE/ VIVA B. KUSNANDAR