TEMPO Interaktif, Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengklaim angka kemiskinan Indonesia tahun ini menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Angka kemiskinan tahun ini 13,33 persen setara dengan 31 juta, lebih rendah dibandingkan 2006 yaitu 17,75 persen setara 39 juta. Saat ini jumlah penduduk Indonesia mencapai 237 juta orang.
"Alhamdulilah makin susut, tapi tentu kita harus bekerja lebih keras lagi untuk mengurangi kemiskinan," kata Presiden dalam sambutan Konperensi dan Pameran Nasional Penyelamatan Hutan Pantai dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir di Auditorium Manggala Wanabhakti, Selasa (23/11).
Dalam mengurangi angka kemiskinan, kata Presiden, pemerintah menggenjot pertumbuhan ekonomi. Presideng mengklaim Indonesia mengalami pertumbuhan positif bersama Cina dan India, ketika dunia krisis yang lain minus. "Economic growth asalkan with equity, secara bertahap kemiskinan bisa kita kurangi," kata Presiden.
Sejak tahun lalu, pemerintah juga menjalankan empat strategi yang berpihak pada pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, kemiskinan dan lingkungan. "Jadi sudah lengkap. Kalau itu kita jalankan tahun demi tahun, dasawarsa demi dasawarsa negara akan bertambah baik," katanya.
Tahun ini, pendapatan per kapita juga naik dari US$ 1.100 pada 2004, menjadi US$ 2,963 tahun ini. Presiden mengakui banyak pihak yang mempertanyakan meskipun pemerintah telah menjalankan itu semua tapi pendapatan tidak naik. "Apa sudah cukup, ya belum. Memang masih harus kita tingkatkan," katanya.
Pemerintah menggelontorkan anggaran tidak sedikit melakukan intervensi langsung dengan bantuan langsung dalam sejumlah program. Misalnya, jaminan kesejahteraan Masyarakat, Bantuan Operasional Sekolah, Program Keluarga Harapan, bantuan bencana. Kemudian Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat dan kredit usaha rakyat. "Itu semua dilakukan."
Menurut Presiden, kemiskinan bukan hanya dialami bangsa ini tapi juga bangsa lain di dunia. Presiden memaparkan data statistik dunia dari 6.8 milyar manusia 20 persen adalah mereka yang hidupnya kurang dari US$ 1 per hari. "Atau sama dengan sekitar 1.3 milyar manusia itu miskin. Kalau dinaikan lagi, mereka yang hidup less than 2 dollars a day, tentu lebih banyak lagi. Ini potret dunia kita apalagi di negara berkembang, termasuk di negara kita masih kita hadapi persoalan ini," katanya.
EKO ARI WIBOWO