Karyawan sejumlah SPBU mengatakan, kelangkaan sudah berlangsung selama satu minggu. Penyebabnya adalah pengurangan pasokan premium dari PT Pertamina. ”Biasanya pasokan dari Pertamina 24 kilo liter per hari. Tapi dalam satu minggu ini hanya 16 kilo liter,” kata Ucok Yulianto, supervisor SPBU di kawasan Parimono, Jumat siang.
Berdasarkan pantauan TEMPO, sejumlah SPBU lainnya mengalami kondisi yang sama. Di antaranya SPBU di Kecamatan Jombang Kota, Kecamatan Ploso, dan Kecamatan Kabuh.
Sementara itu, Asisten Manager External Relation Pertamina UPMS V Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Eviyanti Rofraida membantah terjadi pengurangan pasokkan premium.
Dia mengakui dalam sepekan ini memang terjadi kelangkaan premium di beberapa daerah di Jawa Timur, seperti di Kabupaten Batu, Bojonegoro, Jember, dan Kediri. Kelangkaan itu disebabkan karena adanya pengaturan ulang distribusi premium ke SPBU di beberapa daerah.
Menurut Eviyanti, sebelumnya pasokan premium ke SPBU sebanyak 32 kilo liter dalam sekali kirim. Namun dalam satu minggu terakhir ini 32 kilo liter premium itu dipasok dalam dua kali kiriman.
Pola pasokan semacam itu, kata Eviyanti, bertujuan untuk mengurangi resiko pembelian besar-besaran oleh para pengecer. Aksi borong oleh pengecer, selian merugikan masyarakat secara keseluruhan, juga mengakibatkan distribusi premium ke SPBU tidak sesuai peruntukkan.
Itu sebabnya Eviyanti menegaskan, tidak benar terjadi pengurangan pasokkan.”Yang benar adalah pengaturan ulang distribusi premium,” ujarnya.
Evi meminta media tidak menulis masalah ini secara berlebihan karena akan meresahkan masyarakat. ”Perlahan-lahan masalahnya sudah teratasi, kok,” ucapnya. MUHAMMAD TAUFIK.